"Maafkan aku, Ainun. Tetapi, percayalah. Cinta aku ke kamu tidak pernah berubah, apapun kondisimu saat ini ...."
~Amar~
Amar pun kembali ke rumahnya setelah diusir Bu Alia. Dengan langkah perlahan, Amar memasuki rumahnya.
"Assalamualaikum," ucap Amar saat memasuki rumahnya.
"Wa'alaikumsalam," jawab sang Mama.
"Astagfirullahaladzhim. Amar, kamu kenapa?" tanya Mamanya yang panik saat melihat luka di pelipis wajah Amar.
"Amar nggak apa-apa, Ma," jawab Amar menghindari pertanyaan lebih dari Mamanya.
"Kamu bohong ya sama Mama. Kamu berantem kan?" cecar Bu Intan.
"Nggak, Bu. Tadi nggak sengaja dilempar gelas sama Bu Alia," terang Amar membuat mata Intan terbelalak.
Seketika, Intan teringat dengan kata-kata Marni beberapa waktu lalu.
"Ibu Alia mau, punya anak dan cucu haram?"
"Astaghfirullahaladzhiim. Amar, selama ini Mama sudah cukup sabar menghadapi dia. Tetapi, kalau sampai dia melukai kamu, Mama nggak akan tinggal diam," sahut Intan tegas.