Sejak saat itulah, perasaan Vindra sontak memudar hingga se tandas tandasnya, Vindra membenci sosok yang belum ia kenali luar dalam, hanya beranggapan dari apa yang ia saksikan, melupakan satu hal bahwa sebenarnya gadis itu tekanan mental akibat kehilangan sosok ibu, dan tuan muda Dravinda tidak mengerti hal tersebut.
Perasaan nya memilih mundur, tidak membencinya tapi menjauh, berhenti menguntit nya, melepaskan dia, bahkan sapu tangan nya sampai di simpan jauh jauh agar bisa melupakan sosok gadis tersebut, melemparinya sejauh mungkin dari hati yang telah bersemayam memiliki harapan besar untuk bisa bersama nya di waktu yang tepat.