"Iya! Gak ada yang lucu dengan hal ini, lo gak perlu tertawa merendahkan, seharusnya lo mikir!" tekan Tata.
Tangan Retta menggenggam kuat pergelangan tangan Tata yang semula menunjuk dirinya, bahkan sepertinya saat barusan Tata menyuruh dirinya untuk berpikir, dia hendak menyentuh kepala Retta dengan penuh penekanan oleh jari tangannya dan hal ini sudah tidak bisa Retta terima.
"Jaga tangan lo!"
"KENAPA? LO GAK TERIMA? Kalau gak terima, kita selesaikan aja secara langsung!"
Emosi Tata semakin ke sini semakin meluap, dia menahan rasa sakit dari genggaman tangan yang Retta lakukan sambil menatap Retta dengan tatapan yang begitu tajam, tapi hal itu tidak membuat Retta getar, bahkan genggaman tangannya masih kuat.
"Jangan beranggapan kalau gue takut sama lo!" balas Retta yang juga sama menggunakan nada bicara yang penuh dengan penekanan.
