"Kalau ngomong gitu doang sih gampang, bisa aja gue turutin, tapi gue gak jamin kalau cowok gue bakalan bubarin Algar!"
"Lo jangan kurang ajar!" tekan orang itu.
"Gue gak kurang ajar, apa yang sudah gue ucapkan memang benar, karena gu—ahhh!" teriak Retta refleks saat melihat kalau orang di hadapannya hendak melayangkan tamparan pada dirinya.
Sejenak Retta terdiam, dia masih belum membuka matanya, dia merasakan apa yang sekarang tengah pipinya rasakan sampai perlahan dia membuka matanya dan cukup terdiam saat melihat siapa yang ada di hadapannya.
Entah dari mana dia berasal dan entah sejak kapan dia datang, tapi Retta benar-benar merasa kaget saat melihat siapa yang ada di hadapannya.
"Lepasin tangan gue!" seru orang yang hendak menampar Retta, tapi tangannya berhasil ditahan dan sekarang tengah dicengkeram dengan begitu kencang penuh dengan emosi.