Tuk tuk tuk
"Boleh masuk?" tanya Rey menggunakan nada bicara yang terdengar cukup rendah, dia berdiri di depan pintu kamar Retta, karena dia merasa tidak enak kalau harus masuk ke kamar pacarnya begitu saja, terlebih sebelumnya Retta sedang marah pada dirinya.
"Masuk aja," jawab Retta menggunakan nada bicara yang bicara yang terdengar begitu datar.
Tidak ada sebuah hal yang membuat dirinya harus melarang pacarnya untuk masuk, tapi dia juga tidak begitu bersemangat saat kembali berhadapan dengan pacar.
Apa yang Retta rasakan sekarang begitu hambar.
Rey melangkahkan kakinya masuk, dia terus melangkah menuju ke tempat di mana pacarnya berada. Memperhatikan ekspresi yang tengah pacarnya pasang dengan penuh keseriusan.
"Kenapa?" tanya Rey.
Retta langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak papa," jawab Retta menggunakan nada bicara yang terdengar begitu datar.