Reynard sudah menepati apa yang sudah dia ucapkan, sekarang dia tengah bersama dengan sepupunya. Begitu santai, Reynard mendengarkan apa yang sedang Retta sampaikan.
"Jadi, gitu ceritanya."
Semuanya Retta beritahukan pada Reynard, termasuk dengan alasan yang membuat dia tidak memilih untuk langsung tanggung jawab.
Reynard paham dengan apa yang sudah Retta bicarakkan. Tidak ada alasan yang membuat dia harus menyalahkan Retta, karena menurutnya apa yang Retta lakukan cukup benar, terlebih sekarang dia ingin mencari tahu.
"Gue penasaran siapa pemilik mobil tersebut, tapi kayaknya mereka anak mobil. Gue gak terlalu memikirkan dan melihat ciri-cirinya, karena gue fokus kabur."
Di ujung kalimatnya Retta mengukirkan sebuah senyuman yang begitu polos, karena memang hal yang membuat otaknya terpaksa dia putar keras adalah bagaimana cara supaya dia berhasil kabur.
Bukan hal yang mudah untuk Retta bisa kabur dari mereka, karena mereka juga yang penuh dengan emosi sebab tidak terima dengan apa yang sudah Retta lakukan.
"Kalau gak salah anak-anak Rans ada yang katanya keserempet malam tadi, tapi gue belum liat. Gue gak ke Basecamp semalam," ucap Reynard dengan cukup santai.
Dengan seketika Retta terdiam kebingungan. Ada sesuatu hal yang sekarang tengah Retta pikirkan dengan begitu serius. Retta menaikkan pandangannya dengan sebuah tanda tanya.
"Kalau orang yang mobilnya gak sengaja udah gue serempet adalah anak Rans, bagaimana?" tanya Retta penuh dengan kebingungan.
"Tanggung jawab." Reynard tidak membela Retta. "Bukannya lo ingin tahu siapa orangnya, karena lo ingin tanggung jawab?"
Reynard kembali mengingatkan akan hal yang semula sudah Retta bicarakan. Dia masih ingat akan hal tersebut, tapi tetap saja dia merasa ketakutan.
Bagaimana pun kedekatan dia dengan Leaders Rans, dia tetap tidak tahu reaksi mereka setelah tahu kalau orang yang sudah membuat mobil yang sudah dimodifikasi itu menjadi lecet adalah dirinya.
Melihat Retta yang terlihat tegang membuat sebuah senyuman terukir di bibir Reynard, karena semula dia tidak berniat untuk menakuti sepupunya.
"Mereka gak mungkin kasar sama lo, lagi pula mereka juga sudah menganggap lo bukan orang asing."
Reynard sengaja mengingatkan Retta akan hal tersebut, agar Retta tidak mengurungkan niatnya untuk bertanggung jawab. Bagaimana pun Reynard sayang pada Retta, dia tidak akan membela orang yang salah.
Retta harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah dia perbuat, karena jika terus-terusan dilindungi takutnya nanti malah menjdi kebiasaan yang buruk untuk Retta.
Sejenak Retta berpikir. Retta ingat akan hal itu, tapi tetap saja sekarang dia berada di posisi yang salah, terlebih dengan dia yang memilih untuk menyusahkan mereka dengan mengejarnya.
"Ya sudah deh, kalau mereka ngamuk sama gue, lo yang tanggung jawab."
Retta mencoba untuk membujuk Reynard sampai dia memasang ekspresi yang begitu merayu dengan senyuman yang begitu menunjukkan deretan giginya.
Retta menatap datar sepupunya. "Terserah apa kata lo," ucap Reynard pasrah dengan apa yang sudah sepupunya ucapkan.
*****
Setelah berbincang beberapa saat dengan Reynard akan hal tersebut, pada akhirnya Retta memutuskan untuk ikut bersama Reynard sekarang ke Basecamp-nya.
Dia tidak ingin lebih lama menyimpan perasaan bersalahnya, karena dia malah dibuat tidak tenang, terlebih dia ingin tanggung jawab apa pun yang diminta baik berupa perbaikan atau uang untuk perbaikan.
Sengaja Retta kali ini memilih untuk menggunakan motor dan terpisah dengan Reynard, agar nantinya bisa mempermudah menanyakan memang dia yang sudah menyerempet mobil anak Rans atau bukan.
Di saat lampu lalu lintas tengah menunjukkan warna yang tidak disukai oleh banyak pengendara, ada seorang cowok yang mendadak menyipitkan pandangannya saat melihat motor yang ada di hadapannya.
Merasa ada sesuatu yang teringat sampai akhirnya dia mengambil handphone-nya untuk menuju ke sebuah aplikasi, sebenarnya dia ingin langsung menghampiri orang tersebut, tapi sesuatu hal menjadi penghalang keinginannya.
Apa yang orang itu lakukan?