Chereads / REY: POSSESSIVE BOYFRIEND / Chapter 5 - POSSESSIVE - Menyediakan Tempat Dipermalukan

Chapter 5 - POSSESSIVE - Menyediakan Tempat Dipermalukan

Tidak disangka ternyata berita tanding basket antara Rey dan juga Arkan menyebar dengan begitu cepat di seantero SMA Garuda dan hal tersebut menjadi perbincangan hampir seluruh anak Garuda.

Biasanya di waktu sekarang sekolah sudah sepi, tapi ternyata sekarang masih banyak murid yang berkumpul di lapangan basket untuk menyaksikan Arkan yang akan tanding basket dengan Rey.

Mereka yang sudah mengenal Arkan sudah pasti lebih memilih untuk tidak langsung pulang dan menonton Arkan main terlebih dahulu, begitu juga yang baru mengenal Rey.

Sama-sama ingin tahu dan juga ingin melihat bagaimana pesona dari seorang Rey Putra saat dirinya tengah bermain basket. Belum ada yang melihatnya, sehingga mereka begitu penasaran.

"Lo sudah siap?" tanya cowok yang sekarang sudah menggunakan seragam olahraga kebanggaan murid SMA Garuda.

"Siap menyaksikan hubungan lo berakhir?" tanya balik Rey dengan menggunakan nada yag terdengar begitu enteng.

"Lo gak akan bisa mengalahkan gue!" tekan Arkan dengan begitu serius.

Rey memperhatikan cowok yang ada di hadapannya dengan cukup serius. "Lo anak basket?" tanya Rey yang ingin tahu terlebih dahulu akan hal ini.

Arkan menggelengkan kepalanya, karena memang dia bukan anak basket. Alasan yang membuat Arkan memilih untuk menantang Rey untuk tanding basket, karena semula sedang ada yang bermain basket di lapangan.

"Bukan anak basket, tapi berani nantang basket. Menyediakan tempat untuk dipermalukan?" Sebuah senyuman miring milik Rey tercetak dengan jelas sebelum akhirnya meninggalkan Arkan.

Retta hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya seteleh mendengar perbincangan dua cowok yang nanti akan tanding basket dengan sebuah taruhan yang cukup aneh untuknya.

Taruhan dari Arkan memang tidak terlalu aneh, di mana dia tidak ingin kalau Rey terus ikut campur akan urusannya dengan Retta, tapi keinginan dari Rey cukup aneh.

Tepuk tangan serta sorakan penonton yang ada menjadi pengiring langkah kaki cowok bertubuh tinggi dengan rambut hitam berantakan yang sekarang menggunakan seragam olahraga serta cowok yang sekarang hanya menggunakan kaos hitam dengan bawahan celana abu.

Berdiri saling berhadapan dengan tengah-tengah adalah bola basket yang dipegang oleh orang yang merupakan anak basket dengan memasang ekspresi yang menunjukkan ketidaksukaan.

Prittt

Suara peluit terdengar saat bola basket itu dilemparkan dan bola berhasail didapatkan oleh Arkan. Dengan begitu santai Arkan membawa bola sampai akhirnya bola berhasil masuk ke ring.

Tepuk tangan terdengar dengan begitu meriah saat Arkan sudah berhasil mencetak point. Mereka begitu bangga saat orang yang mereka dukung berhasil di saat tembakan pertama.

Waktu terus berlalu dan point masih unggul di tangan Arkan. Di saat banyak siswi yang merasa begitu bahagia saat Arkan memimpin point, lain hal dengan pacarnya sendiri.

Di mana Retta sekarang malah terlihat seperti orang yang kebingungan dan seolah tidak ikhlas kalau Arkan mempunyai point di atas Rey, ada sebuah perasaan yang sulit untuk dijelaskan.

Apakah dengan Retta yang tidak ikhlas saat point Arkan di atas Rey berarti dirinya memang ingin putus dari Arkan?

Kalau memang Retta ingin putus dari Arkan, apa alasan utamanya?

Apakah karena memang dia sudah tidak betah menjalin hubungan yang toxic bersama dengan Arkan atau karena dia mempunyai rasa pada Rey Putra?

*****

Waktu berlalu dengan sendirinya sampai akhirnya durasi pertandingan habis dan suara tepukan begitu menyeluruh mengelilingi lapangan basket saat pemenang sudah diketahui dengan begitu jelas.

Mereka berdua melangkahkan kaki mereka menuju ke tengah lapangan, mereka saling menatap satu sama lain menggunakan ekspresi yang begitu datar sampai akhirnya ada yang mengukirkan senyumannya.

"Putus?" Rey berucap dengan begitu ringan sambil menatap Arkan. Di sini Rey mengingatkan taruhan yang sudah Arkan setujui.

Hasil dari pertandingan sekarang Rey yang berhasil mencetak point jauh lebih unggul dari pada Arkan, sehingga tidak heran kalau Rey memberikan sebuah kode untuk Arkan putus dengan Retta.

Langkah kaki Retta sulit untuk dijelaskan, dia melangkah dengan cukup berat menuju ke tempat di mana pacarnya dan juga Rey berada. Retta kebingungan dengan apa yang harus dilakukan.

"Gue yang menang maka lo harus?" Rey mempersilakan Arkan untuk menjawab sendiri apa yang harus dia lakukan.

Betapa terkejutnya Retta saat melihat Arkan yang pada akhirnya menganggukkan kepalanya tanpa terlihat sebuah beban atau keberatan saat menyetujui apa yang sudah mereka janjikan sebelumnya.

"Oke, gue akan memu—

Kalimat Arkan dengan seketika terpotong sebab Rey yang berucap, "Bukan lo yang ngomong."

Mendengar itu membuat Retta langsung melirik ke arah di mana Rey berada. Retta mengernyitkan keningnya tanda tanya dan kemudian menunjuk ke arah dirinya sendiri.

"Akan lebih baik kalau lo yang mengakhiri hubungan kalian," ucap Rey yang memberikan sebuah penjelasan dari alasan yang membuat dirinya menghentikan Arkan yang sedang berucap.

"Gue? Gue yang mengakhirinya?" tanya Retta yang merasa kebingungan dengan semua ini.

Mendengar dan juga melihat Retta yang terlihat tidak sanggup serta kebingungan, membuat Rey memperhatikan Retta dengan begitu serius.

"Lo masih ingin mempertahankan cowok yang sudah jelas-jelas merendahkan lo?" Rey tidak habis pikir pada Retta yang begitu kesulitan dalam mengakhiri hubungan ini.

Di sini Retta bukan begitu ingin mempertahankan Arkan yang memang dia sendiri sudah tahu sering merendahkannya, tapi karena banyak hal lain yang sulit untuk dia jelaskan.

Selama 7 bulan mereka menjalin sebuah hubungan, bukan sedikit kenangan yang ada dan juga bukan sedikit juga pertengkaran yang pada akhirnya berakhir dengan merendahkan.

Di sini Retta hanya tanda tanya kenapa Rey bisa sampai di titik ingin begitu membuat hubungannya dengan Arkan sampai putus, bahkan sampai dijadikan sebagai taruhan dari pertandingan ini.

Tidak mengucapkan kalimat apa pun, Rey langsung melangkahkan kaki begitu saja meninggalkan Retta dan juga Arkan di tengah lapangan. Banyak yang bertanya-tanya dengan hal ini.

Rey sudah begitu muak menunggu waktu di mana Retta mengakhiri hubungannya dengan Arkan. Rey hanya tidak ingin kalau Retta terus-terusan direndahkan, tapi kenapa begitu sulit untuk membuat Retta mengakhiri hubungan ini?