"Terserah lo," ujar Arkan menggunakan nada bicara yang terdengar cukup pasrah.
Arkan tidak ingin memperpanjang hal ini, apalagi hal ini bukan sebuah hal penting dan juga besar, sehingga tidak ada gunanya dia memperpanjang hal ini.
Mendengar bagaimana Arkan berucap, membuat Retta terdiam, dia memikirkan hal itu, karena dia cukup menyadari kalau nada bicara Arkan berbeda dari sebelumnya.
"Tumben ngalah?"
Retta merasa cukup heran saat Arkan mengalah, karena biasanya Arkan tidak akan memilih untuk mengalah begitu saja, bahkan saat dia sudah kehabisan kata-kata saja dia masih tidak ingin mengalah, tapi kenapa sekarang menjadi mengalah?
"Biar cepet," jawab Arkan menggunakan nada bicara yang begitu enteng, seolah tidak ada sebuah alasan lain di balik terjadinya hal ini.
"Cepet ke mana?" tanya Retta yang merasa tidak ingin kalau Arkan bisa santai saja dengan apa yang sudah dia ucapkan sebelumnya.