Chereads / Harta, Tahta dan Vita : Kisah Hidup Vita / Chapter 65 - Pesta Oom Danu

Chapter 65 - Pesta Oom Danu

"Sudah.. Haaahh.. Haaah.. Kamu lama nunggu ya? Haaahh.. Haaahh.. Maaf ya bikin kamu jadi bosan menunggu.. Haaah.. Haaahhh.. " ujar Syahrul dengan nafas masih tersengal- sengal sehabis mendapatkan klimaks dari Patricia.

"Ya udah.. Kamu mandi gih sana yang.. Keringat gitu.. Malu diliat orang.. Udah jam 12 lebih 10 menit nih.. Jadikan kita ke pesta Oom Danu?"

"Jadi lah.. Oke.. Gue mandi dulu sebentar ya yang.. Palingan 15 menit sudah selesai" ujar Syahrul sembari ngeloyor ke dalam kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat.

"Mau kemana lu berdua?" tanya Patricia yang sekarang mukanya sudah bebas dari cairan kenikmatan Syahrul karena sudah dijilat dan ditelan habis tanpa bersisa.

"Ke pesta Oom Danu.." ujarku singkat.

"Danu siapa?" tanyanya kembali.

"Danu Barata Putra.." ujarku singkat.

"Hah?! Serius lu? Si Syahrul diundang ke pesta oom Danu dan ngajak lu?" tanya Patricia kepadaku dengan muka ga percaya.

"Bukan Syahrul yang diundang.. Gue yang diundang.. Syahrul gue ajak buat nemenin gue.." ujarku meralat pernyataan Patricia.

"Hah?! Serius? Lu yang diundang? Danu yang mantan gubernur Jawa Timur itu kan? Pesta orgy dong? Kok bisa lu yang diundang?" Tanya patricia masih tidak percaya dengan kata- kataku.

"Ya bisalah.. Vita gitu lho.. Ini aja pesta kedua dari beliau yang gue akan hadiri.." ujarku menyombongkan diri.

"Salut gue.. Lu emang setara sama gue kelasnya.. Wajar Syahrul mau jadiin lu pacar. Ga nyangka gue.." puji Patricia atas kemampuanku bisa kenal dengan Oom Danu.

"Ah biasa aja Pat.. Gue panggil lu Pat boleh ya? Soalnya Syahrul manggil lu begitu." ujarku kepadanya.

"Iya.. Ga apa- apa Vit.. Santai aja.. By the way.. Lu cuma berhubungan sama Syahrul atau ada pacar lain?" tanya Patricia penasaran.

"Gue punya suami, dan 2 pacar lain selain dengan Syahrul" ujarku sembari memakai gaun super mini berwarna merahku.

"Ah yang bener lu?! Seriusan lu?" tanya Patricia ga percaya dengan pernyataanku.

"Serius.. Tanya aja Syahrul kalau ga percaya." ujarku sembari merapihkan baju gaun supermini yang sudah selesai aku kenakan.

"Anjirrr.. Keren lu ya.. Kalah gue.. Sumpah dah. Lu keren banget" puji Patricia lagi kepadaku.

"Biasa aja sist.. By the way.. Kok lu mau sama Syahrul.. Gimana ceritanya sist?"

"Oh.. Si Syahrul belum cerita ya?"

"Belum"

"Oke.. Ceritanya gini.. Dulu pas kuliah aku kan tinggal sama Syahrul." ujar Patricia mulai bercerita.

"Oke.. Syahrul pernah cerita"

"Nah.. Suatu ketika aku pulang dari kuliah sambil menangis karena mengetahui kalau gebetan yang gue suka jadian sama temen deket gue.. Gue kesel banget sama temen deket gue.. Ga nyangka dia berani menikung gue.. Nah Syahrul yang saat itu sedang dirumah melihat hal itu menyusulku dan masuk ke kamar. Ia berusaha menenangkanku dan mencari tahu kenapa aku menangis" cerita Patricia.

Ia berhenti sekitar beberapa menit dengan pandangan menerawang jauh ke arah satu titik ditembok.

"Hampir beberapa jam ia menenangkan dan menghiburku tapi aku masih tetap menangis, Syahrul keluar bentar dari kamarku karena haus dan membawa sebotol bir untuk diminumnya sembari masih berusaha menenangkan dan menghiburku. Aku yang terus menangis pun tentu merasa kehausan, jadi aku meminta bir ditangan Syahrul dan meminum hingga habis botol bir milik Syahrul. Selang beberapa lama setelah aku menghabiskan bir milik Syahrul aku berhenti menangis. Mungkin pengaruh bir itu sedikit menenangkanku. Aku minta Syahrul membawa bir atau alkohol lain kepada Syahrul dan berjanji akan bercerita apa yang terjadi setelah ia kembali membawa alkohol ke kamarku. Karena bir itu adalah bir terakhir yang Syahrul punya, akhirnya ia membawa whiski dan Vodka untuk menemani sesi curhat aku ke Syahrul" ujar Patricai mulai bercerita kembali.

"Terus.. Gimana lanjutannya?" ujarku sembari duduk ditepi ranjang disamping Patricia yang duduk diatas ranjang.

"Ya akhirnya aku curhat mengenai perasaanku ke cowok itu, apa saja yang aku sudah lakukan dan kekesalanku pada teman dekatku itu" ujar Patricia menjelaskan.

"Hanya itu? Terus hubungan dengan pertanyaan gimana awal mula lu bisa sama Syahrul dimana?" tanyaku bingung.

"Bentar Vit.. Ceritanya belum selesai." ujarnya menerangkan.

"Oh ok.. Lalu gimana lanjutannya?"

"Awalnya aku hanya cerita dengan posisi duduk diatas ranjang seperti posisi kita begini.. Lalu ntah sejak kapan aku tiba- tiba sudah cerita dalam posisi kepalaku dipaha Syahrul sembari ia mengelus- elus rambutku. Ia mendengarkan tanpa berkomentar membuatku nyaman dan merasa diperhatikan, dari posisi kepalaku diatas pahanya tiba- tiba ada pikiran kalau wajah Syahrul jauh lebih tampan daripada cowok yang aku kejar. Dan timbul niatku bertanya padanya. Aku bertanya begini, kamu kan tampan Rul.. Kok kamu sampai sekarang belum punya pacar?" Patricia mulai bercerita kembali.

"Terus apa jawaban Syahrul?" tanyaku penasaran.

"Iya tersenyum lalu balik bertanya kepadaku memang kalau punya pacar apa untungnya.. Menurutmu bagaimana? Aku mendengar itu langsung refleks menjawab, banyak, ada orang yang perhatian ke kita, mendengarkan kita, menemani kita, peduli dengan kita, manjain kita. Terus dia balas menjawab. Perhatian gimana? Seperti aku memperhatikan semua kebutuhanmu tanpa kamu minta? Menemani seperti aku menemanimu saat kamu ketakutan mati lampu atau sehari- hari menemanimu diluar jam kuliah kita ditempat ini seperti sehari-sehari? mendengarkan seperti yang aku lakukan saat inu? Peduli dengan keadaanmu seperti aku saat ini yang berusaha menghiburmu? Memanjain kamu seperti aku memanjakanmu selayaknya adik kecil seperti hari- hari kemarin dan saat ini? Kata-katanya membuatku tersadar kalau dia begitu memperlakukanku istimewa Vit." cerita Patricia.

"Terus abis itu apa yang terjadi Pat?" tanyaku yang makin menikmati jalan cerita Patricia.

"Ya aku bales berkata, ya seperti kamu lakukan, tapi kita kan satu keluarga, aku inginnya yang tidak ada hubungan keluarga. Dan ia menjawab telak pernyataan yang aku ajukan, katanya betul kita satu keluarga, tapi keluarga secara hukum bukan karena sedarah, tantemu menikah dengan papaku sehingga kita jadi keluarga, tapi apabila tiba- tiba kedepannya papaku bercerai dengan tantemu apakah kita masih satu keluarga? ngga kan? Jadi apa bedanya aku dengan laki- laki itu. Tanpa harus mencari pacar pun kamu sudah seakan- akan pacarku walau tanpa status. Enaknya karena tidak ada status aku masih bebas melakukan hubungan badan dengan semua perempuan yang membuatku naik birahinya. lalu dia menyudahi kata- katanya dengan bertanya, Benarkan?" lanjut Patricia bercerita.

"Oke.. Jadi kamu menjawab apa?" tanyaku ga sabar ingin mendengar lanjutan cerita Patricia.

"Aku menjawab pertanyaan Syahrul dengan menciumnya, ciuman pertamaku aku serahkan pada sepupuku. Di cium begitu Syahrul menyambut dan membalas ciumanku. Kedua bibir kami saling berpagutan melumat bibir lawan sembari berpelukan dan berguling- guling penuh nafsu di atas ranjangku. Mungkin karena pengaruh alkohol atau karena aku menyadari kalau aku cinta kepadanya aku pun hari itu meyerahkan keperawananku kepada Syahrul. Dan sejak itu kami sering berhubungan badan walau tanpa berstatus pacaran. Itu awal mula aku bersama Syahrul" ujar Patricia kepadaku menutup ceritanya.

"Oh begitu ceritanya.. Kaya drama- drama.. Hihihi.. Seru juga.. Terus kapan kamu mulai pacaran dengan Syahrul?"

"Sejak 3 bulan ga hidup bersama lagi, disaat tidak bersamanya aku merasa ada yang kurang, walau Syahrul juga yang mempengaruhi menganut gaya percintaan open relationship dan mutualan tapi tetap aja ada yang beda dan kurang bila aku ga bersamanya walau aku sedang bersama pria lain. Dan rupanya apa yang aku rasakan ia rasakan juga. Akhirnya kami resmi pacaran walau sering putus sambung putus sambung karena beberapa mantan pacarnya atau mantan pacarku ga terima dan ga setuju dengan konsep hubungan poliamori."

"Poliamori? Apa itu?" tanyaku bingung.

"Poliamori adalah sebuah istilah untuk menggambarkan seseorang yang menjalani hubungan romantis dengan beberapa orang pada waktu yang bersamaan. Kaya selingkuh tapi bedanya pasangan- pasangan lainnya satu pihak dengan pihak lainnya sama- sama tahu dan ada persetujuan dari pihak lainnya, kalau selingkuh kan ada salah satu pihak yang tidak tahu dan menjalin hubungan baru tanpa persetujuan pihak lain." jelas Patricia kepadaku.

"Oh begitu.. Kalian poliamori dong?"

"Ngga juga.. Aku iya.. Tapi tanteku sekaligus mama tirinya Syahrul, tante Betty ga tau kalau Syahrul berpacaran denganku dan Helena, begitu juga papanya Syahrul tidak tahu kalau anaknya berhubungan dengan istrinya. Jadi Syahrul dan tanteku selingkuh dari papanya karena papanya tidak dimintai persetujuan, begitu juga aku dan Helena berselingkuh dengan Syahrul dari tante Betty, karena aku dan Syahrul berhubungan tanpa tante Betty tahu dan tanpa memperoleh persetujuan darinya. Tapi, aku, Dahlan, Helena, Syahrul dan suaminya Helena sama- sama tahu kalau kita bertiga pacaran, walau Dahlan dan suami Helena tidak ikut berpacaran denganku atau Syahrul tapi karena mereka menyetujui hubungan kami dengan Syahrul maka kami termasuk poliamori" jelasnya panjang dan lebar.

"Oke.. Aku sudah mengerti.." ujarku sembari mengangguk- anggukan kepala tanda kalau aku mengerti.

"Ngomongin apa kalian? Kok kayanya seru banget? Ngomongin aku ya?" ujar Syahrul yang keluar kamar mandi bertelanjang bulat namun kering seluruh badannya sembari sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk yang tersedia di dalam kamar mandi.

"Ih.. Apaan si.. Mau tau aja atau mau tau banget?" ujar Patricia menjawab pertanyaan Syahrul sembari beranjak dari ranjang.

"Mau tau banget dong" ujar Syahrul yang sudah selesai mengeringkan rambutnya yang memang pendek dan mudah untuk dikeringkan lalu memakai celana dalam dan celananya yang bergeletakan di lantai.

"Kepo deh kamu yang" ujarku kepada Syahrul.

"Hahaha.. Ya udah deh kalau gue ga boleh tau. Gue pakai kemeja gue, sisiran terus kita berangkat ya yang.. Udah jam 12.30 tuh." ujar Syahrul kepadaku.

"Oke.. Perjalanan bisa 30 menit ya? Aku sih udah siap.." ujarku kepada Syahrul.

"Nice.. Oke.. Palingan kalau tengah malam begini dengan kecepatan 200 km/jam bisa lah sampai sana setengah jam" ujarnya sembari mengancingkan kancing terakhir di kemejanya.

"Ini sisirnya sayang.. Kamu mau aku semprotkan parfum? Aku ada simpan parfum yang biasa kamu pakai disini" ujar Patricia sembari menyerahkan sisir kepada Syahrul.

"Boleh.. Kamu semprotkan saja sayang" ujar Syahrul sembari menata rambutnya didepan kaca rias.

"Oke sayang" ujar Patricia sembari menyemprotkan parfum ke leher Syahrul.

"Nah udah rapih.. Yuk Vita sayang.. Kita berangkat. Aku pamit pergi ya Pat sayang" ujar Syahrul kepada aku dan Patricia.

"Oke sayang.. Bye Pat.. Makasih ya makanannya, enak banget masakan buatan kamu" ujarku kepada Syahrul dan Patricia.

"Hati- hati di jalan ya sayang.. Love you" ujar Patricia kepada Syahrul, lalu berkata padaku "Iya Vita sayang.. Makasih ya atas pujiannya"

Aku dan Syahrul segera bergegas menuju parkiran dan masuk ke mobil ferrari SF90 Stradale merah milik Syahrul. Ia langsung mengemudikan dengan kencang menuju tempat pesta Oom Danu berlangsung.

Perjalanan hanya memakan waktu setengah jam walau jarak dari tempat kami makan hingga ke even acara oom Danu sekitar 80 km jauhnya. Karena sepanjang diatas tol, kecepatan mobil Syahrul tidak pernah kurang dari 200 km/jam. Walau mengemudi dengan kecepatan tinggi, namun cara mengemudi Syahrul tidak membuatku takut karena walau mengebut tapi Syahrul tidak mengemudi secara ugal- ugalan melainkan sangat halus, lembut dan teliti. Kelembutan dan kehalusan tehnik menyupir Syahrul ibarat kemampuan menyupir Takumi dalam film inisial D, dimana si pembalap disuruh berlatih mengemudi oleh ayahnya dengan cepat namun menjaga agar air di gelas yang ditaruh didashboard mobil jangan sampai tumpah agar tahu yang diantar ketujuan tidak rusak sehingga tehnik dan kemampuan Takumi menjadi halus dan lembut terutama dalam jalur tikungan, begitu juga Syahrul, selama perjalanan kopi digelas plastik yang aku pegang tidak tumpah setetes pun selama perjalanan menunjukan kehalusan dan ketelitian mengemudi Syahrul.

Aku dan Syahrul akhirnya sampai di klub yang terkenal eksklusif di ibukota dimana disana acara pesta Oom Danu diadakan. Klub yang berada dalam kompleks hotel bintang 5 di wilayah Utara kota dan dikelola oleh manajemen hotel itu juga merupakan sebuah klub untuk kalangan ekonomi atas dan terkenal mahal. Klub yang didalamnya terdapat karaoke, lounge dan diskotik itu disewa secara privat oleh Oom Danu setiap tahun dan hanya tamu undangan saja yang bisa masuk ke dalam acara itu.

"Bisa tunjukan kode QR undangannya mbak?" tanya penjaga pintu yang berbadan besar dan kekar kepadaku didepan pintu klub yang akan aku dan Syahrul masuki.

"Sebentar" ujarku membuka kotak pesan mencari pesan dari Juju, nama panggilan dari Junior, yang sempat mengirimkan kode qr kepadaku tadi sore

"Ada ga yang?" bisik Syahrul bertanya kepadaku.

"Ini mas kode qrnya" ujarku sembari menunjukan kode qr dari layar ponselku.

"Silahkan discan ke alat ini mbak" ujar petugas berbadan besar dan kekar itu ramah.

Aku mengarahkan ke alat scan yang ditunjuk, dan kode qr yang dikirim bereaksi dengan terbukanya pintu masuk secara otomatis setelah kode qr yang aku scan terbaca oleh mesin.

"Silahkan masuk mbak dan mas" ujar Penjaga pintu itu ramah.

"Terimakasih mas" ujarku yang segera masuk bersama Syahrul kedalam klub eksekutif itu.

Didalam kami disambut dengan ramah oleh seorang wanita yang bertindak sebagai penerima tamu "Selamat malam di klub kami mbak, maaf, boleh kami tahu, mbaknya kesini atas nama siapa ya mbak?"

"Vita.. Nama saya Vita mbak" ujarku.

"Oke mbak Vita, dicatatan kami mbak dan masnya bisa langsung menuju lantai 2 ke ruangan utama bersama para tamu undangan vip lainnya. Mari saya antar mbak dan masnya kesana" ujarnya.

"Oke mbak. Terimakasih" ujarku mengikuti mbak penerima tamu yang memandu kami menuju ke lantai 2.

Dilantai satu yang kami lewati, di meja- meja yang disediakan tampak beberapa tamu sedang asyik masyuk bersetubuh tanpa peduli sekitarnya, pelayan- pelayan yang menghidangkan minuman beralkohol ataupun snack pun tidak mempedulikan aktivitas mereka. Di lantai dansa sebagian tamu masih berdansa menikmati lagu EDM yang diputar DJ yang bertugas malam itu. Walau satu dua pasangan berdansa sembari bercinta walau hanya saling berciuman dan saling meraba tanpa ada penetrasi atau penyatuan antara dua kelamin.

Lantai 1 sepertinya ditujukan untuk tamu- tamu yang merupakan bawahan dari relasi- relasi bisnis Oom Danu. Dari penjelasan singkat mbak penerima tamu, hampir 90% perempuan yang menemani tamu di lantai 1 adalah pelacur yang disewa khusus oleh Oom Danu untuk menghibur dan memeriahkan pesta, jumlah tamu di lantai 1 sekitar 100 orang, hanya seperempat jumlah total undangan pesta tahun lalu. Pelacur yang disewa dan disediakan di lantai 1 berjumlah 100 orang juga sehingga semua bisa mendapat pasangan bercinta tanpa takut tidak dapat pasangan.

Lantai 2 berdasar keterangan mbak Winda, yang mengantarkan kami berjumlah tidak sampai 30 orang undangan, ada laki- laki ada perempuan walau perempuan yang hadir hanya seperempat dari total undangan pria dan mayoritas adalah partner yang dibawa oleh tamu undangan. Sama seperti dilantai satu, dilantai 2 juga disediakan pelacur walau pelacur yang dipilih yang paling cantik dan paling oke seibukota. Berbeda dengan dilantai 1, pelacur yang disediakan dilantai 2 berjumlah 50 orang pelacur wanita dan 30 pelacur pria, dan agar tidak rancu dengan tamu undangan wanita, para pelacur wanita yang bertugas menggunakan seragam yang sama, lingerie seksi yang terbuka diarea payudara dan selangkangan, serta memakai gelang florouscent yang menyala dalam gelap di seluruh pergelangan tangan dan kaki mereka dan bando telinga kelinci. Sedangkan pelacur gigolo memakai seragam celana dalam hitam dan dasi pita serta gelang florouscent yang menyala dalam gelap di seluruh pergelangan tangan dan kaki mereka

Ini dimaksudkan agar jangan sampai tamu undangan wanita yang mungkin saja seorang pengusaha ternama dilecehkan oleh tamu pria yang mungkin tidak terlalu kenal dengan dirinya. Karena bila itu terjadi maka hubungan bisnis yang terjalin bisa menjadi runyam dan hancur berantakan. Berkaca dari pengalaman tahun- tahun sebelumnya, kali ini pesta pora yang diadakan oom Danu para pelacur baik perempuan maupun laki- laki yang disewa khusus untuk memeriahkan acara diberi seragam yang sama.

Kami keluar dari lift di lantai 2, dan rupanya tempat untuk undangan vip masih harus masuk lagi ke ruangan khusus dengan pintu masuk menggunakan kartu akses.

"Silahkan masuk mbak dan mas" ujar mbak Winda mempersilahkan kami berdua masuk setelah membukakan pintu dengan kartu akses yang ia pegang.

Rupanya setelah kami masuk ke dalam ruangan khusus itu, tidak langsung ke dalam acara berlangsung namun masih ada pintu didalam ruangan yang dibukakan pintunya oleh mbak Winda dengan jarak sekitar 50 meter dari pintu awal.

Sembari berjalan menuju ke pintu ke 2 yang dijaga seorang pria berbadan besar dan kekar aku teringat sesuatu yang aku belum tanyakan ke Syahrul terkait kalung yang aslinya kamera tersembunyi, lalu aku berbisik ketelinga kirinya "Sayang.. Apakah kamera ini punya fungsi memperbesar tampilan objek dan memperkecil serta memperjauh tampilan objek?"

"Maksudmu zoom in zoom out? Tidak bisa tapi hasilnya bisa diperbesar hingga lebih dari 1000x karena kamera yang dipakai mempunyai kemampuan paling tajam, paling detail dan paling kecil di dunia. Bahkan kamu bisa melihat dan mengamati bulan dan planet dengan kamera ini." ujar Syahrul menjelaskan kemampuan kamera ini sembari berbisik.

"Selamat malam.. Boleh tinggalkan ponsel dan kamera yang bapak ibu bawa sekalian disini untuk menjaga kenyamanan dan keamanan seluruh tamu. Mohon dimasukan ke loker ini, dan ini kuncinya, terimakasih" ujar penjaga pintu yang rupanya bernama Bobby sembari menyerahkan kunci loker untuk kami menyimpan ponsel dan kamera yang kami bawa.

"Silahkan masuk bapak ibu, selamat menikmati pestanya" ujar Bobby sembari membukakan pintu setelah kami menaruh ponsel kami ke dalam loker.

Saat aku masuk aku langsung berdeham 3 kali untuk mengaktifkan fungsi merekam. Dibalik pintu kedua yang kami masuki adalah ruangan dengan luas sekitar 100x 100 dengan sekitar 24 sofa yang diseting membentuk setengah lingkaran dengan meja didepannya menghadap ke tengah ruangan dan disusun mengelilingi lantai dansa yang persis ditengah- tengah lantai dansa ada panggung kecil tempat dj main dan panggung itu berputar 360 derajat sehingga tamu yang duduk di sofa bisa melihat muka sang dj.

Dan persis disisi luar dari sofa itu terdapat tirai tebal yang memutar mengelilingi sisi luar dari sofa dan meja makan tiap tamu, yang bila tamu ingin sedikit privasi maka ia bisa menutup tirai itu. Dari 24 sofa, yang tirainya tertutup hanya 3 tirai, sisanya 18 sofa tidak ditutup tirainya. Terdapat 3 sofa yang kosong dan mejanya masih bersih tanpa ada apapun di atas meja makannya sehingga menunjukan kalau tidak ada tamu yang menempati.

Sofa kosong itu tepat berada di posisi jam 3, jam 5 dan pertengahan antara jam 7 dan 8. Kami memilih duduk di sofa terdekat yakni di sofa yang berada pada posisi jam 5. Bila mau dibayangkan bagaimana bentuk ruangan klub itu membentuk lingkaran dimana pintu yang barusan kami lewati adalah pintu masuk ke ruangan berada di jam 6 bila diibaratkan pembagian ke 12 sudutnya seperti angka jam. Aku segera menekan bel agar pelayan datang untuk memesan minuman dan kacang sebaik pengisi selingan saat kami menikmati pesta.

Sembari menunggu datangnya pelayan untuk kami memesan minuman dan makanan ringan, aku melihat- lihat suasana sekitar. Di sofa samping kiri kami tampak seorang perempuan cantik yang bila aku tak salah liat adalah Anya Robinson, pemain film muda yang terkenal setelah berperan sebagai wanita idaman lain dalam film sinetron 'kehilangan baju' yang diambil dari novel berdasar kisah nyata seorang dokter gigi yang diselingkuhi suaminya. Dia tampak asyik masyuk dengan 3 laki- laki tampan yang menggunakan dasi kupu- kupu dan gelang flouroscent yang menandakan kalau mereka ber 3 adalah laki- laki pramunikmat . Wajar saja Anya tidak takut berbuat mesum diruangan ini, itu dikarenakan kamera dan ponsel tidak boleh dibawa karena privasi dan kelakuan bejat tamu yang datang bisa terekspos di mata khalayak ramai apabila ada yang merekam kegilaan mereka di dalam ruangan vip ini. Walau sebenarnya ada seseorang yang sedang merekam dengan video tersembunyi suasana pesta malam itu, yaitu aku.

Di sofa sebelah kanan tempat kami duduk tampak seorang pria gemuk pendek berusia sekitar 60 tahun sedang duduk santai sembari menghisap cerutu dan menikmati layanan seks oral oleh perempuan yang mengenakan bando kuping kelinci, dan persis disamping pria tua itu ada perempuan berusia sekitar 50 tahunan yang mungkin pacar atau istri dari pria itu sedang melakukan hubungan intim dengan posisi 'doggy style' dengan pramunikmat yang disediakan oleh oom Danu.

Saat aku melihat ke sofa seberang aku terkejut, karena persis di jam 10 ada sosok yang aku kenal cukup dekat. Dia adalah Dr Ardi, mantan gadunku, yang sedang bersetubuh dengan seorang wanita pramunikmat yang bertubuh mungil dengan tinggi 145 senti dengan posisi sembari memangku wanita itu.

Melihat itu aku segera memposisikan badanku agar kalung yang aku pakai tepat merekam kegiatan bejat dirinya. Aku cukup senang karena aku mendapat bahan untuk menghancurkan Ardi sebagai usaha balas dendamku kepadanya.

Hampir 15 menit lamanya aku berhasil merekam hingga tiba- tiba aku ditepuk di daerah bahu kanan dari seseorang yang berdiri dibelakangku. Aku segera menengokkan kepala melihat siapa yang menepuk bahuku. Rupanya Juju, kawanku yang juga mengundangku untuk hadir di pesta oom Danu.

"Eh elo Ju.. Bikin kaget aja sist" ujarku

"Akika cacamarica daritadi jej baru hadiroh sekeranjang say.. (Aku cari dari tadi kamu baru hadir sekarang say..)" ujar Juju atau Junior dengan bahasa bancinya.

"Sori nek.. Akikah pecenongan dulu samsara lekong baharudin akikah.. (Sori nek, aku pacaran dulu sama laki baru aku)" jawabku menjelaskan alasan kenapa aku telat.

"Oom Danu cacamarica jej.. Eike disuruh ajria jej ketumbar si Oom di sofanya. Yuk kesandra. Ajria lekong jej kesandra sekalian.. Oke? Jangan lambreta ya.. Bubay (Oom Danu cari kamu.. Saya disuruh ajak kamu ketemu si oom disofanya. Yuk kesana. Ajak laki lo kesana sekalian.. Oke? Jangan lambat- lambat ya.. Bye)" ujar Juju memintaku menemui Oom Danu sembari menunjukan posisi sofa si oom yang berada di jam 2 dan tertutup tirai.

"Oom.. Sori ganggu.. Ini si Vita dateng.." ujar Junior sembari membuka tirai dan tampak Oom Danu sedang bercumbu mesra dengan seorang perempuan muda bertelanjang dada berusia sekitar 25 tahun dengan muka oriental.

"Aaahhh Vita.. Apa kabar? Oom kangen sama kamu.. Sombong ya kamu ga mau ketemu oom sendiri mentang- mentang sudah pacaran dengan Syahrul" ujar Oom Danu menyapaku setelah sebelumnya langsung menghentikan aktivitas mesumnya bersama perempuan cantik berambut lurus panjang disampingnya.

"Iya oom.. Hehehehe.." Ujarku memaksakan tertawa.

"Halo Syahrul.. Akhirnya saya bisa ketemu pengusaha muda fenomenal sepertimu.. Salam kenal ya.. Saya Danu.. Danu Barata Putra. Dulu sekitar hampir 20 tahunan lalu saya sempat bertemu papamu, kita hampir berbisnis namun batal karena keburu krisis moneter dan terjadi kekacauan di Indonesia.." ujar Oom Danu menyapa dan memperkenalkan diri ke Syahrul.

"Iya Oom.. Saya Syahrul, pacarnya Vita. By the way oom.. Teman kencan Oom itu bukannya Frisca Nguyen ya oom? Bintang porno asal Vietnam yang lagi mencuat namanya di dunia hiburan film dewasa sejak tahun lalu bukan?"

"Hahaha.. Matamu sangat jeli.. Oom baru saja mau menikmatinya hingga diganggu si kampret Juju ini" ujar Oom Danu sembari melotot ke arah Junior.

"Maaf Oom, kan saya cuma menjalani perintah dari Oom.." ujar Junior membela diri.

"Kamu mau menikmati tubuh Nguyen Rul?" tawar Oom Danu tiba- tiba.

"Boleh Oom.. Kalau Oom ijinkan.." ujar Syahrul kepada oom Danu dengan muka gembira.

"Boleh dong.. Tapi tukar pasangan ya? Kamu main sama Nguyen, Oom sama Vita? Gimana?" tawar Oom Danu kepada Syahrul yang membuatku pucat seketika.

Syahrul terlihat galau, sepertinya ia bingung menentukan pilihan, bertukar pasangan untuk menikmati bintang porno asal Vietnam yang sedang naik daun atau melindungiku dari nafsu liar Oom Danu.