"Permisi.. Pesannya pak bu.." ujar seorang pelayan laki- laki usia pertengahan dua puluhan sembari menghidangkan pesanan aku dan Syahrul.
"Pesanannya sudah keluar semua ya pak, bu.. Silahkan menikmati" ujarnya setelah menghidangkan fillet mignon, rosti, milkshake strawberi dan sampanye dengan 2 gelas kosong.
"Terimakasih mas" ujarku yang disusul gerakan membungkuk hormat dari pelayan restoran itu dan setelahnya ia pergi meninggalkan kami.
Kami bersiap menikmati hidangan yang disajikan dimeja, harus aku akui secara visual semua makanan yang dihidangkan sangat indah dan artistik serta terlihat sangat lezat.
"Hmmm.. Enak ya rostinya.. Daging hamnya terasa gurih dan bumbunya meresap sekali, kentangnya lembut dan kejunya kerasa.." ujarku mengomentari rosti yang aku pesan.
"Kamu mau coba steak yang aku pesan?" tawar Syahrul kepadaku.
"Boleh.. Sedikit saja sayang" ujarku menerima tawaran Syahrul.
"Ini silahkan" ujarnya sembari memberikan sepotong daging fillet mignon ke piringku.
"Hmm.. Enak dan sangat lumer.. Aku ga perlu susah- susah mengunyah, sangat fantastik dan lezat luar biasa." pujiku kepada cita rasa dari fillet mignon yang dipesan Syahrul.
"Iya.. Ini emang favoritku.. Dari satu setengah tahun lalu sebelum restoran ini dibuka ini adalah makanan yang selalu membuat aku ketagihan." ujar Syahrul menjelaskan kepadaku kalau steak itu sudah dia suka sejak sebelum restoran ini ada.
"Lho.. Emang ini restoran kapan mulai ada? Kok sebelum dibuka kamu sudah bisa mencicipi? Aku jadi bingung" tanyaku kepada Syahrul penuh dengan tanda tanya diotakku karena penjelasan Syahrul yang membingungkanku.
"Lho.. Kok bingung? Aku memang sudah mencicipi hidangan ini sejak sebelum restoran ini dibuka 6 bulan lalu. Persis setahun sebelum restoran ini dibuka aku diperkenalkan dengan masakan ini. Dan karena sangat menyukainya, aku membujuk dia untuk membuka restoran dan menyajikan fillet mignon ini. Baru 7 bulan lalu ia akhirnya setuju, dan aku mendanai semua modal sehingga buka perdanalah restoran ini 6 bulan lalu" jawab Syahrul menjelaskan kepadaku panjang lebar.
"Dia? Dia itu siapa?" tanyaku penasaran siapa orang yang dimaksud oleh Syahrul.
"Dia yang dimaksud adalah saya.. Patricia Angelina Karo Sekali.. Pemilik, pemasak utama di restoran ini sekaligus pacar dari laki- laki yang sedang makan denganmu" ujar suara lembut misterius seorang perempuan yang tiba- tiba muncul dibelakangku saat sedang berbincang dan menikmati hidangan kami.
Aku mendengar suara perempuan itu, langsung membalikan kepalaku ke arah suara itu. Kira- kira 3 langkah dariku nampak seorang perempuan dengan rambut lurus panjang menawan sepinggang, badan yang ramping semampai ala artis korea walau tingginya hanya 150 atau 155 senti dan wajah mirip Aura Kasih namun dengan mata seperti Celine Evangelista walau hidung milik Patricia lebih mancung.
"Ah Patricia sepupuku sayang.. Ayo sini sayang.. Duduk disampingku" ujar Syahrul menyambutnya dan meminta perempuan yang rupanya adalah Patricia, sepupu sekaligus salah satu pacar Syahrul selain aku.
"Iya sayangku.. Siapa wanita yang kamu bawa kekasihku? Kamu sudah beberapa hari ini tidak menjengukku.. Apakah kamu ga kangen denganku cinta?" ujar Patricia dengan manja dan langsung duduk merangkul erat Syahrul.
"Iya maaf sayang.. Aku lagi sibuk, tentu aku kangen makanya aku makan ke sini. Oh iya.. Ini Vita. Pacar baruku.." ujar Syahrul menjawab pertanyaan Patricia sembari tetap menyantap steak yang tersaji didepannya.
"Oh.. Pacar barumu.. Pilihanmu emang selalu cantik. Menurutmu cantikan siapa sayangku? Dia atau aku?" tanya Patricia frontal didepanku sembari menunjukan aura permusuhan.
"Cantikan aku lah.. Kalau cantikan kamu, dia tidak akan mencari pacar baru lagi." ujarku menjawab pertanyaan Patricia dengan tajam dan menusuk sekaligus menunjukan sikap siap untuk berperang dengannya.
"Oh ya? Kepedean sekali kamu?" ujar Patricia menanggapi ucapanku dengan sinis dan dingin dengan mata penuh emosi dan aura bermusuhannya semakin membara.
"Jelas.. Memang aku lebih cantik dari kamu kok.. Kalau ga percaya tanya saja sama Syahrul.. Benerkan aku lebih cantik dari dia sayang?" Jawabku dengan dingin dan sekaligus meminta dukungan dari Syahrul
"Kamu.. !!" ujar Patricia dengan muka memerah karena marah
"Sudah!! Jangan bertengkar!!" ujar Syahrul memotong omongan Patricia lalu ia melanjutkan pembicaraannya "Kalian berdua sama- sama luar biasa dan mempunyai kelebihan masing- masing yang tidak bisa dibandingkan satu sama lain.. Jadi sudah jangan bertengkar.. Aku datang kesini untuk menikmati makananmu Patricia! Jangan membuatku hilang selera. Oke?"
"Iya sayang.. Maafkan aku ya.. Aku terlalu cemburu karena kamu bawa perempuan lain karena aku terlalu cinta kepadamu" ujar Patricia membela diri.
"Sudahlah Pat.. Kita kan open relationship walau berpacaran. Kamu ga boleh cemburu dengan pacar- pacar lainku, toh aku ga pernah cemburu dengan suamimu Dahlan.. Jadi kamu juga ga berhak cemburu dengan siapapun aku berpacaran. Oke?!" ujar Syahrul tegas kepada Patricia.
"Oke sayang.. Asal kamu tetap memberi perhatian, cinta dan sayang sama aku, aku janji ga akan cemburu dengan perempuan- perempuanmu yang lain. I promise.. Okay.." ujar Patricia dengan manja.
"Good.. Gitu dong sayang.. Aku tetap sayang kok sama kamu.. Jadi santai aja.. Oke?"
"Oke.. By the way.. Gimana masakanku? Enak ga?" tanya Patricia berusaha merubah topik pembicaraan.
"Ga ada tandingan. Didunia ini, kamu koki fillet mignon terbaik dan terenak." puji Syahrul kepada Patricia.
"Aaah.. Kamu sayang.. Bisa aja.. Aku jadi malu.." ujar Patricia dengan pipi memerah karena malu.
"Beneran sayang.. Emang enak banget masakan kamu.." ujar Syahrul sembari memasukan potongan daging terakhir yang tersaji kemulutnya.
"Kamu masih lapar ga? Aku ada hidangan segar nan istimewa lho kalau kamu masih lapar" tanya Patricia genit sembari mengelus- elus kemaluan Syahrul dari luar celana panjangnya.
"Hmmm.. Hidangan apa itu?" ujar Syahrul sembari tersenyum dan pura- pura tidak mengerti apa yang dimaksud Patricia.
"Aku ga bisa omongkan disini.. Lebih baik aku tunjukan saja.. Yuk.. Ikut aku.." ujar Patricia sembari berdiri beranjak dari kursi yang ia duduki dan menarik lengan kiri Syahrul untuk mengajak Syahrul mengikutinya.
"Tunggu.. Aku ikut" ujarku yang juga sudah selesai menyantap makanan di meja makan.
"Iya sayang.. Ikutlah bersama kami" ujar Syahrul kepadaku yang masih ditarik Patricia untuk mengikutinya ke suatu tempat.
"Huff.. Mengganggu kesenangan orang saja.. Terserahlah.. Kalau kamu mau ikut karena Syahrul mengizinkan silahkan saja" ujar Patricia dengan nada kesal dan tidak suka saat tahu aku ingin ikut dengan mereka dan Syahrul juga mengizinkanku ikut bersama mereka.
Aku mengikuti mereka berdua beberapa langkah dibelakang mereka. Patricia menarik Syahrul ke arah dalam restoran menuju sebuah ruangan yang sepertinya adalah ruangan pribadi Patricia untuk beristirahat. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah dipan ukuran king size, sebuah kamar mandi, televisi layar datar 40 inchi yang ditempel di tembok depan dipan, sebuah lemari, sebuah meja rias beserta produk- produk kecantikan diatas meja rias tersebut.
Setelah kami bertiga di dalam kamar, Patricia segera mengunci pintu ruangan itu dari dalam. Ia yang saat itu mengenakan sebuah gaun panjang hitam dengan leher v sampai selutut tanpa lengan dan sebuah apron masak putih, tanpa ada aba- aba segera melepaskan apron masak dan gaun yang dipakainya, selepas mengunci pintu ruangan.
Dibalik gaun kerja dan apronnya itu rupanya ia tidak mengenakan celana dalam dan bra sehingga setelah gaun kerjanya terhempas dilantai, Patricia praktis sudah bertelanjang bulat. Selepas ia bertelanjang bulat, Patricia tanpa babibu segera memeluk Syahrul dan menciumi bibirnya dengan buas dan penuh nafsu.
Aku tidak mau kalah, melihat Patricia sudah beraksi menerkam Syahrul, aku segera melepaskan mini dress bentuk kemben tanpa tali warna merahku tanpa melepaskan celana dalam 'open crotch'-ku. Aku yang sudah bertelanjang dada hanya menggunakan sebuah celana dalam yang terbuka di area terlarang segera mendekat ke Syahrul dan Patricia yang saat ini sudah bercumbu di atas ranjang dalam posisi duduk, dengan kondisi Syahrul sudah bertelanjang dada walau masih mengenakan celana panjang di tungkainya.
Aku ikut naik ke atas ranjang, inisiatif membuka kancing celana panjang Syahrul dan melepaskan celana panjang sekaligus celana dalam miliknya. Setelah Syahrul dalam telanjang bulat, Syahrul yang masih tetap asyik bercumbu dengan Patricia, aku segera mengocok torpedo milik Syahrul yang masih lemas tertidur dengan kedua tanganku.
Setelah torpedonya mengeras dan menjulang sempurna aku segera memasukan torpedonya kedalam mulutku untuk ku kulum. Sedotan, hisapan dan permainan lihai lidahku membuat fokus Syahrul menikmati bibir indah Patricia terpecah. Ia lebih menikmati permainan bibir dan lidahku ke 'adik kecilnya' yang sama sekali tidak kecil.
Menyadari perhatian Syahrul ke dirinya tersita olehku, Patricia segera merubah strategi. Ia mendorong Syahrul sehingga berbaring diatas ranjang lalu, memposisikan dirinya duduk diatas muka Syahrul. Ia menempatkan kue apem miliknya persis didepan bibir Syahrul untuk dinikmati. Wangi harum khas kewanitaan mirip Patricia membuat Syahrul tergiur untuk mencicipi kenikmatan kue apem miliknya yang terjadi persis didepan bibir Syahrul. Tanpa basa- basi, Syahrul segera melumat kemaluan Patricia, yang membuat dirinya bergelinjang penuh kenikmatan.
Melihat Patricia mendapat kenikmatan tiada tara dari 'layanan mulut' Syahrul membuat hatiku tersulut emosi karena merasa kalah langkah dari Patricia.
Sebenarnya aku tidak ingin melakukan penetrasi menyatukan kedua kelamin antara milikku dan Syahrul karena akan berpesta pora bermain berburu nafsu birahi dengan banyak orang di pesta Oom Danu. Namun 'provokasi' dari Patricia membuatku terpacu untuk berbuat lebih dari dirinya. Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan pergumulan malam ini sebelum ke pesta Oom Danu, lagipula aku masih sempat dan ada waktu untuk mencuci dan membasuh tubuh bawahku setelah aku selesai dengan 'urusan' disini.
Prinsipnya aku tidak boleh kalah saing dari pacar lain Syahrul. Aku harus menjadi yang terbaik diantara 3 pacar lainnya. Aku segera membuka celana dalamku agar tidak kotor. Setelah itu aku membasahi kue apemku dengan air liurku dan duduk tepat diatas torpedo milik Syahrul.
Perlahan- lahan aku celupkan torpedo hingga mengisi penuh kelaminku. Setelah ujung torpedonya mentok hingga ujung mulut rahim bagian belakangku, aku sengaja mendiamkan tak bergerak menikmati benda asing itu didalam tubuhku. Setelah menikmati dalam diam selama hampir 2 menit, aku mulai menggoyang pinggulku maju mundur naik turun.
Syahrul yang sedang asyik menikmati hidangan milik Patricia menjadi terdistraksi. Perhatiannya menjadi tertuju ke kenikmatan jurus empot- empot ayam dari otot- otot kemaluanku yang juga disokong sempitnya dan kesat lubang peranakanku. Ia menghentikan aktivitas memberi kenikmatan pada Patricia karena hilang fokus akibat kenikmatan yang aku berikan kepadanya.
Menyadari Syahrul berhenti menikmati 'kue apemnya' pasti karena manuverku, Patricia yang duduk membelakangiku diatas muka Syahrul segera menengok ke arahku. Mukanya memerah karena kesal dan marah karena aku berhasil menang mutlak darinya. Akhirnya dia beranjak dari posisinya 'menduduki' muka Syahrul dan berpindah posisi duduk diranjang samping kiri Syahrul menghadapku.
Selama beberapa menit ia duduk terdiam dengan emosi tertahan memperhatikan aku memainkan birahi Syahrul diatasnya seperti sedang menunggangi kuda atau posisi 'woman on top'. Mukanya merah dan bibirnya cemberut penuh kekesalan dan emosi tak tertahankan masih tidak menerima kekalahannya.
Aku hanya tersenyum menyeringai jahat penuh keangkuhan kepadanya melihat ekspresi jelek dari muka Patricia. Aku ingin tertawa penuh kemenangan namun torpedo milik Syahrul memang terlalu nikmat sehingga aku tidak bisa membagi perhatianku selain menikmati panjang dan kerasnya benda sakral milik Syahrul itu.
Setelah beberapa saat, Patricia akhirnya bergerak mendekatiku. Ia menempel padaku dan bibirnya mendekat ke arah telingaku sepertinya hendak mengatakan sesuatu.
Ia mulai berbisik "Oke sist.. Kamu menang.. Maafin aku telah cemburu. Karena Syahrul milik bersama daripada berebutan mari kita berbagi bersama menikmati keperkasaannya. Gimana kamu setuju?"
Aku tersenyum mendengar ajakannya, aku sebenarnya tidak masalah berbagi kenikmatan, tapi karena tersulut emosi melihat kesinisan awal Patricia kepadaku membuatku menerima tantangannya. Apalagi untuk urusan persaingan berebut cowok aku selalu menganut azas 'lu jual gue beli' sehingga kalau diprovokasi atau ada yang coba menyalip usahaku mendapatkan laki- laki yang aku suka secara ga sehat aku pasti siap bersaing. Dan selama ini aku selalu menjadi pemenang dan berhasil mendapatkan laki- laki yang aku incar dalam persaingan perebutan cinta dan nafsu.
Aku mencium lembut bibir Patricia dan berkata agak berbisik "Oke sist.. Aku maafin.. Syahrul milik bersama, aku gak masalah kok berbagi denganmu."
Mendapat ciuman lembut dan mendengar perkataanku, Patricia tersenyum bahagia dan berkata pelan " Aku jilat dan hisap ya kedua payudaramu, indah dan merangsang banget milikmu sist. Boleh?"
Aku mengangguk tanda setuju, dan Patricia segera melumat dan menghisap payudara kananku dengan penuh kelembutan. Ia menjilati dari puting hingga seluruh bagian buah dadaku dengan penuh kelembutan dan penuh perasaan. Permainan mulutnya membuat aku makin terangsang, apalagi payudara kiriku dimainkan oleh Syahrul dan kerasnya sodokan nikmat torpedonya di intiku, serta membuat aku dalam waktu singkat akan mencapai puncak kepuasan birahi.
Aku bergelinjang dan tubuhku mengejang saat sampai dipuncak kepuasan diserang oleh Syahrul dan Patricia. Kelaminku menyembur mengeluarkan cairan ejakulasi kental hangat sekitar 10cc membasahi selangkangan Syahrul yang ada dibawah tubuhku.
Selepas beberapa saat menikmati kenikmatan dari puncak kenikmatan permainan mesum kami, aku segera melepaskan sosis panjang Syahrul yang masih berdiri tegak dan keras dari jepitan liang sensitifku. Aku mempersilahkan Patricia untuk berganti posisi denganku dan menikmati batang keperkasaan milik Syahrul.
Patricia dengan senang hati menerima kesempatan itu, mereka berdua segera asyik masyuk dengan berbagai posisi. Aku sendiri memutuskan untuk membasuh badan yang sudah penuh keringat. Selain itu aku berencana me'retouch make up'-ku untuk mengurangi minyak dan membuat segar kembali penampilanku yang pastinya terlihat kusut setelah kegiatan bercinta barusan.
Salah satu keunggulan Patricia dibandingkanku dan wanita lain, yang akan aku ketahui kelak dimasa yang akan datang saat aku makin akrab dengannya, adalah diameter kue apemnya dibawah normal hanya sekitar 1.8 sentimeter dengan kedalaman liang peranakannya hanya 6 sentimeter. Dengan diameter dan kedalaman kelaminnya dibawah normal membuatnya mudah mendapatkan kepuasan dari pria manapun walau dengan kemaluan sangat pendek.
Dahlan Tarigan yang saat ini merupakan suami sah Patricia sebelum menikahi Patricia sempat menikah dengan seorang perempuan lain. Namun 3 tahun menikah, Dahlan dan mantan istrinya sering bertengkar karena urusan ranjang. Istrinya beberapa kali selingkuh karena tidak puas dengan permainan ranjang Dahlan. Bukan karena torpedo Dahlan tidak kuat lama main melainkan karena ukurannya yang memang dibawah rata- rata dengan panjang hanya 6,5 sentimeter dan ketebalan sosisnya hanya 8 sentimeter.
Sebenarnya ukuran tidak menjadi tolak ukur utama dalam memberikan kepuasan, namun kemampuan dari laki- laki itu sendiri lah yang diperlukan untuk memberikan kepuasan pasangannya dalam urusan ranjang. Apalagi g-spot menurut penelitian letaknya disepertiga depan sehingga seharusnya sangat mudah membuat membuat wanita mencapai klimaks dengan syarat laki- lakinya tidak mengidap ejakulasi dini.
Sesungguhnya masalah ukuran hanya alasan dibuat- buat, alasan utama Donna merasa tidak puas dengan Dahlan karena dia tidak pernah merasa cinta dengan Dahlan. Dahlan dan Donna menikah karena dijodohkan. Orangtua Donna dan Dahlan adalah partner bisnis sejak lama, dan sebagai calon pewaris tunggal perusahaan pengolah karet di Kalimantan milik ayahnya, tentu Dahlan dari segi bisnis merupakan pasangan yang ideal untuk Donna dimata kedua orangtua Donna, walau Donna sendiri tidak suka dan tidak tertarik sama sekali dengan Dahlan.
Sebenarnya Dahlan mempunyai muka yang lumayan rupawan, namun ia memiliki masalah di tinggi badan. Tingginya hanya 160 sentimeter, sangat pendek bila dibandingkan dengan Donna yang mempunyai tinggi 175 senti apalagi bila dibandingkan dengan pasangan- pasangan Donna selama ini yang rata- rata adalah orang asing yang tentu memiliki tinggi badan lebih tinggi dibandingkan warga negara kita. Selain itu Donna yang menganut seks bebas dan hampir 90 persen pasangan dalam mencapai kepuasan birahi adalah warga negara asing yang mempunyai torpedo sepanjang dan setebal milik Syahrul, tentu merasa tidak puas dan kecewa dengan torpedo milik Dahlan yang dibawah ukuran normal di Indonesia.
Setelah menikah, kelakuan Donna tetap tidak berubah, apalagi ia tersugesti dengan ukuran sosis mini Dahlan tentu tidak akan mampu memuaskan kebutuhan biologisnya. Oleh karena itu dibelakang Dahlan, Donna bermain gila dengan banyak laki- laki. Hingga suatu hari saat Dahlan bertemu kliennya di sebuah restoran didalam hotel, ia melihat Donna berjalan sembari berpelukan mesra dengan seorang laki- laki yang dari mukanya sepertinya dari negara di benua eropa.
Dahlan yang terbakar cemburu akhirnya dengan bantuan dari temannya yang merupakan pemilik hotel itu menangkap basah istrinya itu sedang bergumul penuh birahi dengan pria warga negara asing yang merupakan warga negara Italia. Donna yang tertangkap basah sedang berbuat mesum di hotel dengan pria yang baru ia kenal di sebuah kafe beberapa jam sebelumnya, menangis dan berlutut memohon ampun kepada Dahlan agar dimaafkan dan tidak diceraikan karena pasti akan mengecewakan kedua orangtuanya serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Dahlan yang sayang dengan Donna luluh dan terperdaya dengan kata- kata Donna yang kelak dia ketahui dimasa depan hanya kata- kata palsu dan penuh drama. Ia memaafkan istrinya saat itu, hingga ia mendapat kabar dan bukti foto dari salah satu relasi bisnisnya bahwa istrinya terlihat masuk ke sebuah penginapan berkelas melati dengan seorang pria muda berkewarganegaraan asing. Mendapati istrinya masih tetap bermain gila dengan banyak laki- laki akhirnya ia memutuskan untuk selingkuh juga dengan perempuan lain untuk membalas dendam. Perceraian tidak menjadi opsi pilihan dipikirannya karena tidak mau membuat kecewa orangtua dari Donna yang sangat baik dan perhatian kepadanya selain merupakan kawan bisnis yang sangat berjasa di perjalanan kesuksesan bisnis papanya.
Berselingkuh dengan wanita bayaran di lokalisasi tidak memuaskan sakit hati Dahlan. Akhirnya ia memutuskan curhat dengan Patricia, kawan lama saat SMA yang dipertemukan lagi saat reuni setelah lama berpisah karena mereka memilih melanjutkan sekolah ditempat berbeda, walau saat SMA keduanya lumayan dekat dan sering berbagi cerita karena kebetulan sama- sama anggota ekstrakulikuler paskibraka.
Sering berbincang masalah pribadi, membuat muncul percikan perasaan lebih dalam diantara keduanya. Dari hanya berbagi cerita, hingga berubah menjadi bercanda- bercanda ke arah menjurus dan akhirnya pergi kencan untuk sekedar makan atau nonton bioskop berdua. Hingga suatu malam setelah berkaraoke di sebuah tempat karaoke milik mantan artis dangdut bersama teman- teman SMA lainnya, Dahlan dan Patricia yang sudah mabuk akhirnya tergoda untuk melangkah lebih jauh.
Setelah berpisah dengan teman- teman mereka, Dahlan yang awalnya hendak mengantar pulang Patricia malah bersetubuh dengan Patricia di dalam mobil milik Dahlan yang terparkir pada tempat parkir tempat karaoke yang saat itu lumayan sepi dan bebas dari penjagaan. Apalagi mobil Pajero hitam milik Dahlan memakai kaca film yang sangat tebal sehingga aktivitas terlarang mereka tidak akan bisa terlihat dari luar walau sebenarnya orang yang lewat pasti tahu bahwa ada aktivitas liar didalam karena mobil yang parkir terlihat bergoyang- goyang.
Hubungan gelap antara Dahlan dan Patricia akhirnya tercium juga oleh Donna. Donna mencari kesempatan dengan minta cerai dan mencoba meminta kompensasi besar uang harta gono gini dari Dahlan. Akan tetapi tanpa diketahui Donna, sebenarnya sejak 2 kali diketahui selingkuh, Dahlan sudah menyewa seorang detektif swasta untuk menyelidiki kelakuan liar dan nakal Donna dibelakang Dahlan. Sehingga saat mediasi, Dahlan setuju untuk bercerai dan setuju alasan cerainya karena ia ketahuan selingkuh oleh Donna, namun Dahlan hanya mau memberi santunan sebesar 1% dari pendapatannya sebulan atau sekitar empat puluh juta sebulan dan mengancam apabila Donna tetap kekeh meminta lebih dari itu ia akan mempublikasikan hasil bukti temuan foto dan video perselingkuhannya dengan banyak pria ke orangtuanya dan masyarakat luas. Akhirnya untuk menjaga nama baik keluarganya, Donna sepakat bercerai sembilan bulan lalu dan menikah dengan Patricia 6 bulan lalu.
Pernikahan Patricia dengan Dahlan terbilang unik, karena dalam perjanjian pernikahan pra nikah yang hanya diketahui mereka berdua, salah satu isi kesepakatannya adalah Patricia boleh tetap menjalin asmara dengan gadunnya, Syahrul, dengan syarat ia tidak boleh hamil, sedangkan Dahlan juga boleh bersetubuh dengan perempuan selain Patricia dengan syarat harus bebas penyakit dan tidak boleh sampai hamil. Begitulah sekilas cerita unik pernikahan Dahlan dan Patricia, salah satu pacar Syahrul.
"Aaaaahhh.. Aku keluar!! Shiiitttt!! Damn.. Enak banget.. Haaahh.. Haaah.. Haaah.." racau Syahrul dengan ekspresi penuh kenikmatan saat menyemprotkan cairan putih kental dari kemaluannya ke arah wajah Patricia sehingga wajah Patricia penuh belepotan cairan putih kental lengket itu.
"Udah selesai kalian?" tanyaku sembari masih sibuk me'retouch' riasan di mukaku di depan kaca rias dalam kamar.