"Gimana lenganku, Jeo?" tanya Jean merasa sangat sedih menyaksikan lengan kirinya yang terbakar hangus. "Kapan sembuhnya? Bisa cepatkah?"
Jean memandang cermin yang berdiri di sebelah ranjang, meneliti pantulan wajah jelitanya yang pias sepucat kertas. Terdapat kantung mata menebal di bawah kelopak matanya sebab sepanjang malam Jean kesulitan tidur.
Akibat menanggung nyeri yang menyengat di seluruh badannya.
"Lihatlah wajahku. Ikutan kuyu begini." gumam Jean merenung sendiri.
Lepuhannya menyiksa, tekanan membara ini menjalar hingga menghantam ke belakang kepalanya. Belum lagi gempuran rasa perih luar biasa. Membuat Jean terserang demam tinggi sepanjang malam.
Jeo pun harus bersiap siaga memantau perkembangan Jean. Demam tinggi semalam memang mencemaskan, ketika subuh menjelang – demamnya turun. Pada saat itulah, Jeo bisa bernapas lega.