Arkan melangkahkan kaki, memasuki ruangan dimana dia menyekap Eve. Raut wajahnya terlihat serius dengan tatapan tajam, siap menusuk siapa saja yang mengganggunya. Anak buah yang berada di bawah naungannya pun hanya diam, menunjukkan raut wajah datar dan tidak ada yang menyapanya sama sekali. Hingga Arkan berhenti, tepat di depan Eve.
"Lepaskan aku, Arkan," ucap Eve, menunjukkan kemarahannya. Matanya sudah melebar dengan rahang mengeras.
Namun, Arkan yang melihatnya tidak takut sama sekali. Pria itu malah tertawa kecil dan menatap Eve dengan pandangan meremehkan. Perlahan, dia menundukkan tubuh, menyamakan dengan Eve dan menatap tepat di manik mata wanita itu. Sejenak, dia hanya memperhatikan lekat, membuat Eve yang melihat langsung menelan saliva pelan.
"Kamu mau apa, Arkan?" tanya Eve, takut jika Arkan akan melukainya.
"Jangan takut, Nona. Saya hanya mengukur berapa panjang pipi sampai dagu anda," jawab Arkan, terlihat tenang.