Hening. Gisel hanya diam dengan kedua tangan disedekapkan. Pandangannya masih tertuju ke arah bagian luar kamarnya. Setelah menidurkan putra kecilnya, dia memilih untuk menikmati udara malam di luar ruangan. Berulang kali dia menarik nafas dalam dan membuang perlahan, berusaha menghilangkan perasaan mengganjal yang sejak tadi ada dalam hatinya. Selain itu, dia juga ingin menenangkan pikiran yang entah sejak tadi melayang entah ke mana. Malam ini rasanya benar-benar tidak bisa fokus sama sekali.
Gisel kembali menarik nafas dan membuang secara perlahan ketika udara dingin mulai menerpa tubuhnya. Tubuh yang tidak terselimuti apapun, selain pakaian tidur itu mulai merasakan dingin. Namun, Gisel enggan untuk masuk. Dia lebih menikmati suasana malam yang membuat hatinya jauh lebih tenang.