Chereads / Keajaiban Cinta Tersembunyi / Chapter 15 - Keajaiban Lukisan : Tidak usah, Terima kasih!

Chapter 15 - Keajaiban Lukisan : Tidak usah, Terima kasih!

Nirmala mencoba untuk menguji kekuatannya di dunia pararel. Dia mencoba untuk keluar dari rumah kediaman Anton. Dia merasa tidak nyaman sama sekali berada di rumah Anton. Dia akan mencari tahu misi dan visi apa yang akan dia lakukan agar bisa kembali ke dunia asalnya. Dia merasa sedikit aneh dengan sebuah ruangan di ujung koridor rumah Anton tepatnya di belakang taman. Kemudian dia segera untuk menyelinap ke sana. Dia berusaha untuk bisa membuka pintu ruangan tersebut dengan satu kali petikan jari. Kemudian pintu tersebut pun mulai terbuka lebar. Alhasil dia melihat sebuah gudang kosong yang begitu sangat pengap dan lembab.

Terdengar suara langkah sebuah kaki yang begitu sangat aneh sekali hingga membuat Nirmala bersembunyi. Dia mulai menyelinap ke sebuah tempat. Dia merasa ada seseorang yang menguntitnya dari tadi. Dia berusaha untuk menenangkan hatinya. Kemudian dia merasa di belakangnya ada seseorang yang berdiri.

Perlahan-lahan Nirmala menoleh ke belakang. Dia melihat sosok Anton yang menyeringai. Sementara Nirmala merasa jika Anton sangat keterlaluan sekali. Dia merasa dunianya seperti Terbelenggu oleh dunia Anton. "Mau apa kamu ke sini?"

" Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepada kamu Nirmala. Percuma saja kamu ada di sini karena kamu tidak akan menemukan sesuatu hal yang seperti ekspektasimu itu. Sudahlah sebaiknya kamu kembali saja ke kamarmu. Karena nanti malam akan ada pesta di rumah Ini. "Kata Anton sambil mengulurkan tangannya kepada Nirmala.

"Tidak usah, Terima kasih! Aku tidak membutuhkan bantuan seorang pria seperti kamu! Sebaiknya Simpan Saja tanganmu untuk orang lain! "Nirmala menolak dengan membuang mukanya ke arah lain. Dia terlihat sangat kesal sekali dengan perilaku yang diberikan oleh Anton. Baginya Anton terlalu posisif terhadap dirinya sehingga dia tidak memiliki ruang gerak sendiri. "Kamu kenapa sih melarang-larang aku Kemanapun aku mau?"

Nirmala terlihat begitu sangat jutek sekali terhadap Anton karena dia tidak pernah sama sekali merasa kalau dia sudah menikah dengan Anton ataupun memiliki seorang anak. Dia hanya tersesat di negeri pararel karena sebuah lukisan yang memiliki cahaya putih itu menariknya ke dalam.

"Sebaiknya kamu jauh-jauh dari aku di Anton. Karena aku dan kamu tidak pernah ada sebuah hubungan sama sekali. Mungkin kamu hanya berhalusinasi tentang diriku ini sebagai istrimu!" Nirmala langsung berdiri dan mendorong Anton. Dia terlihat begitu sangat kesal dan sensitif. Dia merasa Anton bukanlah suaminya atau orang terdekatnya. Bahkan dia mengingat kalau dirinya belum pernah sama sekali berpacaran dengan siapapun itu. Dia sangat kaget sekali ketika Anton mengaku sebagai suaminya.

Nirmala segera mematikan jarinya. Dia kembali ke kamarnya yang super berisi karena tangisan bayi laki-laki itu. Dia merasa sangat frustasi sekali hingga dia masuk ke dalam kamar mandi. Dia merasa membutuhkan sebuah oksigen untuk bisa bernafas. "Kenapa semua ini harus terjadi Ya Tuhan?" Dia bertanya dengan nada yang begitu sangat dongkol sekali. Dia benar-benar sudah tidak betah lagi berada di dunia pararel. "Sampai kapan aku harus tinggal di dunia seperti ini?"

Nirmala benar-benar mengabaikan tangisan bocah laki-laki itu. Hingga membuat Anton sangat kesal sekali."Sebenarnya kamu itu Niat apa nggak sih memiliki seorang anak seperti ini?" Anton menggumam dalam hati kecilnya. Bahkan dia mencium aroma-aroma yang sangat mencurigakan tentang Nirmala yang jauh berbeda dengan Nirmala yang dia kenal.

*

Malam hari kemudian Nirmala pun mengantuk. Tapi terlihat Anton menginginkan sesuatu untuk malam ini. Dia berusaha untuk mengganggu Nirmala namun Nirmala malah menendangnya jauh dari tempat tidur.

"Sebaiknya kamu pergi sana karena aku benar-benar marah dengan kamu Anton!" Nirmala mengucapkan intonasinya penuh dengan penekanan setiap katanya. Lalu dia dengan segera untuk mematikan lampu kamarnya meskipun dia sebenarnya sangat takut sekali dengan kegelapan. "Sekali lagi kamu deket-deket dengan aku, Aku akan buat perhitungan terhadap kamu!" Nirmala mencoba untuk memberikan peringatan kepada Anton karena dia ingin melindungi dirinya sendiri. Dia takut jika Anton melakukan sesuatu hal macam-macam. " Sudah tidur sana atau aku yang pergi dari sini!"

*

Di balkon kamar terlihat Anton Sedang berpikir keras. Dia merasa ada sesuatu yang sedikit aneh dalam diri Nirmala. Dia berpikir akan membawa Nirmala ke sebuah psikolog untuk berobat karena Nirmala yang dulu dia kenal berbanding terbalik dengan Nirmala yang sekarang. "Apakah manusia memiliki dua kepribadian yang susah ditebak oleh siapapun?" Anton mulai berpikir sambil menghisap rokok. Dia merasa jika Nirmala yang dulu itu lebih hangat dibandingkan dengan Nirmala yang sekarang yang sangat jutek dan sinis kepadanya. Dia ingin mencari tahu apakah benar Nirmala yang saat ini tinggal di rumahnya adalah Nirmala palsu

"Mungkin aku akan membawa Nirmala ke psikolog untuk konsultasi mengenai dirinya yang berubah hampir 100% tidak seperti dulu yang penuh dengan kehangatan. "Anton pun sudah menghabiskan tiga batang rokok lalu dia segera untuk pergi ke kamar. Dia melihat Nirmala yang sudah tertidur bulat di ranjang kamarnya.

Anton menghampiri Nirmala yang sedang tertidur pulas. Dia duduk di samping ranjang Nirmala. Dia melihat jika wajah Nirmala tidak pernah berubah sama sekali tapi sifat dari Nirmala berubah hampir 100% dari yang dia kenal dulu. "Apakah manusia bisa berubah secepat itu kepribadiannya?" Dia menggumam dalam hati kecilnya. Bahkan dulu Anton mengingat jika Nirmala memiliki sebuah impian besarnya memiliki sebuah keluarga kecil bahagia.

Mendadak perut Anton terasa begitu sangat melilit lalu dia segera untuk pergi ke dapur. Dia akan membuat mie instan kari ayam. Dia langsung saja untuk mengambil mie instan yang terletak di sebuah lemari dapur. Dia mulai mengisi panci dengan air. Lalu dia menaruhnya di atas kompor.

Anton juga mengingat ketika malam hari Nirmala suka membuatkan dia makanan tapi dia melihat Nirmala yang sekarang sangat berubah tidak seperti dulu. "Meskipun kamu berubah, aku tidak akan pernah membiarkan kamu pergi dariku." Dia menggumam dalam hati kecilnya yang begitu sangat dalam. Dia yakin jika suatu saat nanti Nirmala pasti akan berubah seperti dulu lagi.

Setelah mie instan siap untuk dimakan, lalu Anton segera untuk membuat telur dadar sebagai topping mie instannya. Kemudian dia langsung saja duduk di meja makan sambil menaruh semangkuk mie instan kari ayam dengan topping telur dadar. Dia begitu sangat lahap sekali bahkan mie instan dengan telur dadar.

"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu Nirmala?" Anton menggumam dalam hati kecilnya sambil menikmati semangkok mie kuah kari ayam dengan topping telur dadar. Dua kenapa kamu harus berbuat seperti ini kepadaku sehingga membuat aku tampak bingung dengan kepribadianmu Nirmala."