Chereads / DIA YANG MEMBUATKU BAHAGIA / Chapter 5 - 5. BROKEN HOME

Chapter 5 - 5. BROKEN HOME

Disiang hari jihan membeli makanan karna dia malas untuk masak hari ini

dia membeli nasi Padang dan berjalan kaki untuk membelinya setelah membeli disana dia melihat seorang anak perempuan yang kelaparan dipinggir jalan Jihan tak tega melihatnya, dia kemudian memberikan nasi itu kepada anak itu "kasihan adik itu,gapapa gue gamakan hari ini, yang penting gua masih hidup sampe sekarang tanpa makanan" ujarnya melihat nasi Padang di tangannya.

Dari kejauhan ada Felix yang kebetulan lewat jalan itu task sengana dia melihat Jihan "ngapain dia disana?"

Felix lalu memperhatikannya dari jauh

"kamu pasti lapar Kaka punya nasi Padang ini ambil makan yang banyak yah...." lalu dia menyodorkannya kepada anak itu

Tak tega melihat anak itu dia memberikan lagi uang sebesar lima puluh ribu "ini untuk kamu lagi bisa bertahan sampe tiga hari untuk beli makananmu,Kaka cuman ada ini" Jihan memberikan uang ditangan anak itu

"Makasih banyak kak,semoga keberuntungan datang kepadamu" jawab anak itu dan lalu pergi

Felix terharu melihatnya dan langsung menghampirinya

"Felix? Kok lu ada disini?" Tanya Jihan

"Lo udah makan belum? Jawab Felix

"Gua udah makan daritadi, sekarang udah kenyang banget dan gue langsung mau pulang"

Felix tau kalo dia berbohong" kalau begitu bisa temenin gua makan kan? Gua lapar banget"

"Kan lu bisa sendiri sana! Lu kek anak kecil ditemenin"

Lalu Felix memegang tangannya dan kemudian pergi naik mobilnya

Lalu mereka sampai ditempat yang sering dikunjungi Felix rumah makan milik pamannya.

"Nah menunya Lo bisa pesan" ujar Felix

Jihan melihat menu makanan yang sangat enak tapi dia agak ragu-ragu untuk memilihnya.

"Gua kalo pesan banyak harga diri gue turun anjir, Lo harus bisa nahan diri Jihan" pikirnya.

Pelayan mengantarkan makanan diatas meja mereka" selamat menikmati" ucap seorang pelayan itu.

Jihan tersenyum membalasnya

"Silakan makan" kata Felix mengambil makanannya

Lalu Jihan makan" Felix kok tau yah kalo gua lagi lapar?" Pikirnya.

Setelah selesai makan,Felix membayar semuanya "btw makasih Lo udah traktir gue" ujar Jihan.

"Sama-sama" balas Felix tersenyum

Lalu dia mengantarnya pulang dan saat diperjalanan mereka berbincang bincang " lu tinggal sendiri yah?" Tanya felix.

"Iya, dari SD gua udah mandiri,nyokap gua udah lama meninggal sejak gua SD dan bokap gua udah nikah sama

selingkuhannya sendiri sejak gua SMP dan gue udah lama ditinggalin sama dia yang anehnya dia beri gue rumah itupun kontrakan selama gua SMP di yang bayar semuanya kebutuhan gue dan rumah itu tapi lama-lama dia menghilang begitu saja gada kabar dan terpaksa gue yang bayar kontrakannya paman gue juga dulu ngasih gue duit tapi sekarang gua ga ingin ngerepotin dia.

Felix terlihat sedih saat mendengarkannya dan berpikir kenapa dia bertanya tentang keluarganya

"Sory gua gatau,maaf kalo buat Lo jadi sedih" ujar felix

"Ohh gapapa santay,bahkan gua lebih senang hidup gue yang sekarang dari pada tinggal sama bokap gue" jawab Jihan

"Kalo lu ngekos juga?tanya jihan

"Enggak,gua tinggal sama keluarga sendiri tapi gua juga sering ditinggal sama orangtua gua karna sibuk sama pekerjaan mereka yah jadi gua sendiri dirumah, mereka kadang pergi keluar negeri,kadang-kadang gua merasa bahwa mereka gak ada disamping gue.

"Eh kok lu bilang gitu sih? Mereka kan orangtua lo" jawab Jihan heran mendengar perkataan Felix seakan akan dia membenci keluarganya.

"Bagaimanapun Lo harus bersyukur mereka masih hidup didunia ini,mereka masih peduli sama lo, apalagi dari penampilan Lo ga nampak sedikitpun beban!

Felix menghela napas dan merasa kagum melihat tingkah laku Jihan yang begitu gemas saat berbicara.

Sesampainya saat pulang didepan rumahnya jihan "sekali lagi makasih Felix"

"Sama-sama" jawab Felix

Tiba-tiba Reno datang menghampiri mereka "kalian berdua ngapain disini?"

"Felix nganter gua tadi" jawab Jihan menjelaskan semuanya.

"Kalo begitu gua duluan yah" lalu Felix pergi

Reno sepertinya terlihat cemburu melihat Felix mendekati Jihan

"Jihan sejak kapan Lo dekat sama si songong itu?" Tanya reno dengan sinis

"Dekat? Enggak! Mana ada gua dekat sama cowok itu,gua cuman dianterin bukan berarti gua dekat sama dia! Jihan pergi masuk kerumah meninggalkan Reno.

"JIHAAAN!!gua belum siap bicara woy!teriak Reno kesal.

Waktunya bekerja dimana Jihan berangkat ketempat kerjanya

Setelah sampai dia lalu memulai pekerjaan nya sebagai kasir

"Harganya seratus empat puluh lima ri....bu" seketika dia melihat pelanggan dan tersadar ternyata ayahnya Jihan

Jihan terdiam dan melanjutkan pekerjaannya tanpa ada sedikitpun perkataan

"Jihan..... Kamu sekarang kerja disini?tanya ayahnya.

Jihan mengabaikannya dan tidak peduli apa yang dikatakan ayahnya.

"Pelanggan selanjutnya...."

Kemudian ayahnya pergi dan dia merasa sedih karna anaknya tidak ingin bicara dengannya

Setelah pekerjaan selesai jihan pulang. saat keluar dari minimarket dia melihat ayahnya sedang duduk dekat mobil.

Dia sama sekali tidak memperdulikan dan pergi melewatinya "JIHAAAN" panggil ayahnya.

"Nak,papa tau kamu benci sama papa"

"Aku bukan anak papa lagi" jawabnya keras

"Selama ini papa kemana saja mama meninggal gara-gara papa dan waktu mama dikuburkan papa gada sama sekali karna sibuk dengan selingkuhan papa itu! Jihan ditinggal sendiri, papa kasih Jihan rumah tapi Jihan yang bayar sendiri dan sekarang papa baru nyari aku!!

"Jihan maafkan papa, semuanya salah papa"

"Semuanya terlambat kenapa baru minta maaf, sudah larut, Jihan harus pulang dan satu lagi jangan pernah cari-cari jihan,aku sudah punya kehidupan sendiri tanpa papa,hidupku lebih baik dibanding tinggal sama papa! Lalu Jihan pergi begitu saja

Ayahnya merasa sedih karna perkataan Jihan yang membencinya.

Sesampainya dirumah dia terdiam menangis memikirkan perkataannya tadi dan seketika dia melihat foto almahrum ibunya.

"Mamaaa..... Jihan kangen sama mama

Jihan kangen maaa....." Jihan menangis

sambil mencium foto almahrum ibunya.

dia membuka laci yang di dekat kasurnya mengambil album foto.

album itu berisi foto semasa ia kecil

bersama kedua orangtuanya

teringat masa kecil saat ibunya menggendong dia saat itu dia berumur enam tahun dan masih duduk di bangku SD kelas satu.

ibunya yang terlihat sangat sayang dengan Jihan mencium dan memeluknya, begitu juga pula dengan ayahnya saat pergi ke wahana mainan

ayahnya tampak memegangnya karna dia sangat takut sat duduk disitu tapi ayahnya memegangnya dan berkata

"jangan takut...papa ada disini"ujar ayahnya memeluknya.

tapi saat dia naik kelas lima SD ayahnya selingkuh dengan wanita lain mendengar hal itu ibunya jatuh sakit

memikirkan suaminya itu, dia tidak ingin meninggalkan selingkuhannya itu tiba-tiba ibunya sakit parah benar-benar koma dan masuk di rumah sakit

Jihan kecil menangis melihat ibunya yang terbaring di rumah sakit hanya pamannya dan keluarganya yang menjenguknya, ayah Jihan tidak ada saat istrinya benar-benar koma

pamannya menelponnya berkali kali tapi sama sekali tidak di angkat telponnya dan beberapa jam kemudian pasien sudah tak sadar diri pamannya memanggil dokter segera di cek kondisinya dan dokter mengatakan

bahwa ibunya sudah meninggal

Jihan teriak memanggil ibunya dan menangis, pamannya benar-benar syok

dia tak tega melihat Jihan menangis memeluk ibunya "Jihaan sudah Jihan mama sudah pergi kamu harus ikhlas"ucap pamannya memeluk Jihan dan menangis.

pamannya benar-benar kesal dengan ayahnya Jihan sudah berapa kali dia menelponnya dan tidak mengangkatnya

"dia benar-benar laki-laki tak punya belas kasihan dia lebih mementingkan selingkuhannya itu dari pada anak dan istrinya" ucap pamannya.

tiba harinya pemakaman ibunya masih tidak datang ayahnya Jihan saat itu.

"paman, ayah di mana?kenapa dia tidak datang?" tanya Jihan.

"sebentar lagi papa kamu akan datang kamu tetap tenang berdoa saja dan jangan khawatir yah" jawab pamannya menenangkan jihan.

padahal dia berbohong karna tidak sama sekali kabar dari ayahnya itu.

setelah penguburan sudah selesai dan empat bulan kemudian ayahnya datang menemui Jihan di rumah pamannya itu.

"mana Jihan?" tanya ayahnya kepada paman saudara istrinya.

"kau baru datang saat semuanya sudah selesai darimana saja kau,disaat istrimu koma kau tidak ada dan saat pemakaman kau juga tidak ada!!!" jawab paman jihan marah.

"kau tak perlu menanyakannya

sekarang Jihan dimana?"

di kamar,Jihan mendengar suara ayahnya dia pergi keluar untuk melihatnya" papa...?lalu ayahnya memeluknya menangis

"Jihaan....." peluknya kepada jihan

Jihan juga ikut menangis

"kamu ikut papa yah...?"tanya ayahnya

mendengar perkataanya paman menarik dia dari pelukan Jihan

"apa..?kau gila?semudah nya kau mengambil dia?tidak bisa!kau tidak akan bisa mengurusnya!

"dia anakku aku berhak mengambil dia

lagi pula kau juga tidak punya hak!"

"Jihan kamu tetap tinggal sama paman

paman takut kamu ujung-ujungnya akan ditinggal sama papa kamu ini! paman yakin dia tidak bisa mengurusmu!

apakah kamu mau tinggal sama paman ? tanyanya kepada Jihan.

"Jihan ikut papa paman.."jawabnya mengelap air matanya

"kau sudah dengar itu? jadi jangan larang dia!" sahut ayahnya.

kemudian mereka pergi naik di mobil

pamannya merasa sedih karna dia takut kalau Jihan akan ditinggal oleh ayahnya nanti.

tangisan jihan sudah berhenti dia kemudian memeluk boneka beruangnya

itu lalu tidur,sepertinya dia merasa lelah karna kelamaan menangis.