"Tuan, silahkan." Pelayan berkata, membungkuk memberi hormat. Dia dan empat pelayan lain sama saja. Mereka bodoh dan salah paham.
"Apa maksudmu silahkan!" bentak Gu Chin Mae, kehilangan ketenangannya yang biasa. Dadanya kembangkempis dan membuat para pelayan bergidik. "Keluar. Cepat cepat cepat."
Dia mengusir mereka seperti mengusir ayam, lalu menutup pintu rapat sebelum paparazi mengambil sedikit sorot wajah tampannya.
Gu Chin Mae Mae mondar - mandir seperti kucing bingung, menggigit kuku jempol. Sesekali mengintip ke Ji He, dan bergumam, "Sialan, paparazzi diluar, aku di dalam sama gadis busuk itu. Mana dia tidur, pula. Ah sial, sial."
Mengendus ketiak, dia sadar bau badannnya masih harum, tapi penat. Tadi keringatan dan sekarang tubuhnya lengket. Dia memutuskan mandi.