Tiga serangkai berbaris menyusuri trotoar kota sambil bernyanyi riang. Banyak turis tersenyum kepada mereka. Warga lokal pun menoleh gemas melihat mereka.
Bao menghela napas selesai menyanyi. "Capek. Istirahat dulu." Lemas dia duduk di emperan toko. Mengambil topi, mengipas - ngipas badan. "Berapa jam kita berputar - putar, tapi monyet putih tidak ketemu."
"Nanti juga ketemu," sahut Mae Mae, suaranya imut khas terdengar sedikit berat. Pipinya menggelembung sebal. "Semangat, ya. Harta karunnya kan buat kita juga."
"Ya tapi capek! Kakiku lemas, tahu!"
"Kalian para lelaki memang lemah," keluh Doo Doo dengan nada bicara mengejek. Dia mengambil camilan dan minuman dari tas ransel Bao, membagi rata untuk mereka bertiga. Dia meneguk air putih miliknya, lalu memandang ke arah kedatang mereka. "Belum terlambat untuk kembali. Kita bisa pulang sekarang."
"Kembali? Yang benar saja! Harta karun belum ketemu, sudah mau pulang. Wanita Lemah." Keluh Bao.