Beberapa hari berlalu semenjak Yeona mengetahui kebenaran tentang kejadian di danau Ilsan.
Ketika berlatih bersama teman - teman, mengobrol bersama Ja In, atau makan bersama mereka di kantin, Yeona menjadi dirinya yang biasa.
Ketika dia sendiri, seperti saat di kamar menjelang tidur, barulah air mata mengalir di pipinya.
Dia enggan memberitahu siapapun akan masalah yang dihadapi. Yeona enggan membuat repot orang dengan masalah pribadi. Dia tidak mau terlihat lemah di mata orang. Gadis itu memilih menderita dalam diam.
Malam minggu Yeona bekerja me-laundry banyak pakaian milik para siswi yang memakai jasanya. Dia semakin dekat dengan para penghuni balai, hingga seperti saudari sendiri.
Senyum ramah menghias bibir Yeona ketika dia memberi kantong plastik hitam besar berisi pakaian bersih. "Ini pakaianmu, semua bersih dan hangat. Aku memakai pewangi khusus yang kamu suka. Semoga kamu senang."