Dari ruangan dokter langkah kaki Monika agak lemah, namun tak hentinya dia mengelus perut sampai tiba kembali di ruangan Ridho . Hanya calon anaknya yang mampu membuat Monika kuat, baik dalam berpikir ataupun bertindak.
"Sayang, sekarang kita pulang ya! Kamu istirahatnya di rumah! Biar bisa santai , dan banyak yang ngurusin!" ajak Monika.
Mata Ridho tengak tengok seperti mencari sesuatu, Monika pun kembali bersedih lantaran Ridho tidak seperti yang dia kenal sebelumnya. Sangat acuh sekali ssat dia ajak bicara.
Sang suster pun turut membantu melepaskan jarum infus yang mengikat kebebasan tangannya untuk bergerak.
"Sekarang diam dulu ya! Biar suster bantu kamu dulu untuk melepaskan jarum infus ini!" seru Monika kemudian.