Sepertinya Agnes paham bagaimana Rio, sekalipun dia marah untuk kali dia memilih menahan diri meski kejengkelan menguasai hati juga pikirannya.
"Kali ini kamu beruntung Rio, sekalipun prinsipmu bersebrangan aku akan menunggu keajaiban datang hingga kamu menyadari jika aku memang tak bisa dibandingkan dengan siapapun khususnya dengan Iklimamu itu!"
Dengan penuh percaya diri Agnes meyakinkan dirinya jika Rio suatu saat akan membuka mata batinnya untuk dia.
"Masih jam kerja, aku harap kamu paham itu!"
Tak mau kalah Rio pun dengan santai mengingatkan jika pada saat itu memang jam kerja, jadi siapapun termasuk Agnes tidak boleh mengganggunya.
"Kurang ajar banget si Rio ini bandingkan aku sama si Iklima norak itu! Lebih baik aku diam dulu siapa tahu ada ide cemerlang supaya Rio sesekali mendahului memberiku nafkah batinnya!" cetus Agnes.