Di dalam mobil, Rio menekuk wajah serta mulut yang diam seribu basa. Namun Agnes yang kala itu tengah menyetir mobil bertolak belakang dengan senyum sinis penuh kemenangan.
"Nggak akan kubiarkan perempuan manapun bisa memiliki kamu selain aku Rio!" batin Agnes bicara.
Sesekali satu tangan Agnes memegang tangan Rio, namun berkali-kali Rio menghindarinya. Dia memilih untuk membalikkan badan serta wajahnya ke arah kaca mobil.
"Menghindarlah sepuas hati kamu! Dan aku akan siap untuk tidak membuat kamu lepas dari pengawasanku!" gumam batin Agnes kemudian.
Setibanya di kantor, Agnes melingkarkan satu tangannya ke tangan Rio. Dia enggan sekali lepas meskipun hanya sedetik saja.
"Sekarang kan aku sudah tiba di kantor Papa kamu, jadi sebaiknya kamu pulang saja! Aku sadar diri kok dengan managemen perusahaan ini!" seru Rio dengan nada pelan karena takut terdengar oleh karyawan lain.