Tepat pukul 07.30 Aminah kembali bersiap untuk mengantar Jamila mengaji ke pondok pesantren, ditentengnya tas kecil yang berisi Al-quran serta keperluan alat tulis seperti buku dan balpoin.
"Nek, tasnya biar aku yang bawa!" pinta Jamila.
"Biar Nenek saja, kamu kan harus pegang tongkat!" Aminah menolaknya.
"Nek, aku mau belajar semuanya jadi terbiasa! Sini Nek aku ini terlalu banyak repotin Nenek!"
Jamila memaksa Aminah dengan meraih tas berisi pe
ralatan mengaji yang sudah ditenteng Aminah di bahu kanannya.
"Ya sudah nggak apa-apa, Bismillah dulu supaya kamu di sana kerasan! Betah sekaligus berkah!"
Aminah mengingatkan Jamila akan niat baik yang harus dipegang teguh, karena awal yang baik akan menentukan langkah selanjutnya.
"Iya Nek sudah, tapi ....!"
Tiba-tiba Jamila terhenti saat Aminah mengunci pintu utama rumahnya, dia tertegun sejenak meraih telapak tangan Aminah untuk dia tempelkan ke dada sebelah kiri.