Warning di chapter ini ada adegan 21++ bertabur vitamin Cinta, harap bijak membaca!
***
Ya ampun Nak, kami ikhlas kok melakukan ini semua," sanggah Mang Udin.
Arumi tidak tahan terus menangis , sebab dia merasa jika usahanya untuk membantu Adrian sembuh mengalami banyak sekali kendala.
"Yah kita bawa ke dalam! Kakinya berdarah tuh,"
Setelah Adrian sudah rapi kembali di atas kursi roda, Arumi segera mendorongnya ke dalam rumah untuk diobati.
"Sebentar ya Bang, aku ambilkan betadin dan kain kasanya!"
Baru saja Arumi membalikkan badan hendak menuju ke kotak obat, Marni rupanya sudah sigap menyiapkan semuanya.
Dari mulai air hangat, handuk kecil, kain kasa dan betadine.
"Diam dulu ya Bang! Aku bersihkan dulu lukanya! Terus aku kasih betadine!" seru Arumi.
Adrian mengepalkan ke dua tangan kiri dan kanannya, bukan karena menahan rasa sakit luka di kaki yang sedang diobati Arumi namun dia tiba-tiba ingat Cindy dan membencinya karena sudah menyebabkan dia seperti itu.