"Jangan kasar Bu! Mereka ini baru saja berduka. Harusnya ibu memberi motivasi bukan caci maki,"
Si Tampan Yedi berhasil menahan tangan Bu Sari dan sedikit mengingatkan jika sikapnya sudah sangat melukai Melinda dan Mulyati.
"Kalau kamu bukan anak kepala Desa sudah saya jambak kepalamu!" hardik Bu Sari dengan sorotan mata yang sinis.
"Kalian nggak apa-apa kan?" tanya Yedi.
"Ka-Kami nggak apa-apa kok Kak," Melinda menjawab gugup karena suasana hatinya tidak karuan. Dia tidak menyangka Yedi akan muncul pada saat dia benar-benar butuh sebuah dukungan.
"Bu, itu kreseknya pasti berat. Saya bantu ya!" tawar Redi.
Untuk yang ke sekian kalinya Melinda terkesima dengan sikap rendah hatinya Yedi juga hormat pada orang tua.
"Nggak usah Nak, saya malu jika Pak Kades dan Bu Kades tahu. Dikiranya nanti saya yang nyuruh," Mulyati berusaha menolak kala Yedi menawarkan jasanya.
Namun Yedi memaksanya dengan menjinjing kresek itu sekaligus mengantarnya sampai ke rumah gubuk mereka.