"Kok Abang tahu shampo aku?" tanya Iklima.
Sebelum menjawab Rio terkekeh terlebih dahulu, masih dalam posisi duduk persis di depan wajah Iklima banget. Suara serta deru nafas Rio dari ketawanya cukup mengganggu telinga Iklima.
"Ya tadi kan aku ke kamar mandi di rumah kamu, di sana kan jelas ada sampo kamu lah,"
Kembali Rio berhasil menutupi apa yang sebelumnya terjadi pada Iklima dan dia di dalam ruangan tersebut.
"Aku kira, dia tahu wangi sampo aku langsung dari rambut aku. Tapi seingatku sampo di kamar mandi aku itu udah habis deh, bahkan terakhir aku pakai sampo shaset yang langsung dibuang kemasannya. Aku harap dia tidak mencium bau sampo ikat rambut aku dari rambutku langsung," gumam batin Iklima.
Ke dua tangan kembali menopang dagunya yang lancip menatap lurus ke arah wajah Iklima, dengan ikat rambut yang masih melingkar di jari telunjuk Rio.
"Aku boleh ambil ikat rambutnya?" tanya Iklima.