Pikiran Monika yang berambisi hamil dari mulai rasa cemburu buta membuat dia lupa akan keberadaan serta posisi Hanif puteranya di mana dan bagaimana.
"Biar aku saja yang gendong Hanif supaya dia sekalian tidur di kamar aku!" cetus Monika.
Ke dua tangan Ridho diangkat sekaligus ke dua bahu dia. Di satu sisi bersyukur tapi di sisi lain Ridho tidak merasa tenang lantaran sikalp Monika ditakutkan akan mengancam ketenangan Rani.
Diam-diam Ridho mrmperhatikan gerakan tubuh Monika dan melihat dari jauh ssat Monika masuk ke dalam kamarnya.
"Semoga saja Maminya Hanif mampu menjaga hati Rani! Aku takut sekali magnya Rani kambuh lantaran banyak pikiran!" batin Ridho bicara sambil menguntit langkah Monika.
Beberapa menit kemudian Monika terlihat kembali keluar dengan menggendong Hanif yang sudah terlelap tidur, Ridho pun mengelus dadanya secara perlahan juga karena tenang.