Iklima pun mencoba memanggil Rio kembali sambil menepuk pundaknya.
"Bang bangun, shalat dulu!" panggil Iklima.
Alih-alih usaha Iklima akan berhasil, tapi Rio malah terkekeh namun dalam batinnya sambil menikmati harumnya bunga kasturi dari parfum yang Iklima oleskan ke kain mukena.
"Emang gue pikirin, hi hi hi. Tapi parfumnya harum menenangkan sih?"
Setelah usahanya dirasa gagal Iklima segera beranjak menjauh dari tempat duduk, dia mendekati lemari pakaian. Iklima mengambil pakaian seragam sekolah, karena takut badannya dilihat Rio maka dia menjaganya dengan tetap berdiri di balik pintu lemari tanpa membuka kain mukenanya.
"Aduh, dia pasti lagi buka pakaian. Meski semalam udah lihat jelas putih, mulus serta bulat membusung sempurna, tapi itu kan lagi urgen jadi aku nggak bisa menikmatinya. Aduh bodoh sekali sih aku ini, kenapa nggak punya nyali sih untuk menghampiri dia? "