"Mon, aku perhatikan semakin ke sini kamu semakin cantik saja," puji Frans.
Tak ada reaksi apapun yang ditanggapi Monika atas pujian Frans tersebut, matanya tetap saja fokus pada layar laptop untuk mengerjakan banyak pekerjaan kantornya.
"Kamu hebat banget sih mau dimadu? Memangnya kamu nggak kehilangan banyak malam dengan suami kamu?"
Ke dua tangan Monika terkepal keras lalu menundukkan kepala sambil mengeratkan giginya menahan amarah.
"Apa kamu bisa keluar ruangan aku sekarang juga? Kalau kamu lupa pintunya di mana sini biar aku tunjukkan!" tegas Monika.
Alih-alih Frans akan mengalah begitu saja, dia justru malah beejalan santai sambil memasukkan ke dua tangan dia ke dalam saku celananya lalu menutup cepat pintu ruangan kerja Monika sekaligus menjatuhkan tubuh Monika ke atas sofa.