"Lantas, apa tujuan Mamah setelah memutuskan untuk berpisah dengan Papah? Apakah Mamah akan benar-benar merelakan ini semua? Mamah tidak akan bersedih bahkan terpuruk?" Tanyaku merasa penasaran dengan nasib Mamah jika dia benar-benar sudah berpisah dengan Papah.
Mamah menghela nafasnya, seakan mempersiapkan dirinya untuk bicara.
"Sebenarnya, Mamah tidak yakin dengan hal itu. Tapi Mamah akan mencoba untuk berusaha menerima semuanya. Mamah tidak akan berusaha untuk melupakan Papah mu." Tegas Mamah berbicara akan berusaha untuk melupakan Papah demi diriku.
Ya Tuhan! Sungguh aku tidak terima ini semua. Aku tidak mau jika harus membuat Mamah semakin tertekan seperti itu. Aku yakin bahwa Mamah sangat terpaksa melepasnya, meski Mamah berusaha untuk merelakan Papah.
Apakah aku akan bisa melihat keadaan lama seperti itu? Sepertinya aku tidak yakin kalau aku mampu melihat kehancuran Mamahku langsung di depan mataku sendiri.
***