Maka dari itu, jika Omah sudah di kebumikan pak Bramantyo juga Bu Amanda akan segera pergi dari rumah ini. Meskipun aku belum rela Omah di makamkan, tapi aku harus melakukannya demi mengusir mereka.
Selang beberapa jam kemudian, akhirnya Omah Nilam sudah selesai di tempat di peristirahatan terakhirnya. Diakhir dengan membaca doa bersama, kita semua begitu khusu melakukan nya.
Terutama dengan diriku yang benar-benar khusu meminta pada yang masa pencipta agar mau menerima Omah dan mengampanyekan segala kesalahan yang pernah dilakukan semasa hidupnya.
Saking khusu nya ketika berdoa, sampai-sampai bulir bening dari pelupuk mataku terus jatuh mengalir membasahi wajah. Rasanya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa aku harus kehilangan orang yang aku sayang.