Elmeera mengerti dengan sikapku, yang begitu tidak suka ketika pak Bramantyo menyebutku dengan kata anakku. Dia berusaha untuk menghentikan pak Bramantyo supaya tidak terlalu banyak bicara denganku.
"Pah, Mah! Sebaiknya jangan ribut dulu, sekarang bukan saatnya kita untuk berdebat. mungkin Papah harus mengalah, jangan terus nimbrung dan ingin merasa benar. Papah bisa masuk ke dalam, melayat Omah sebelum dia dikebumikan." Tungkas Elmeera sambil menggandeng tangan Pak Bramantyo dan menuntunnya ke ruangan tempat Omah sedang dibaringkan setelah diurus oleh orang yang menjadi petugasnya.
Sedangkan aku, hanya terduduk di kursi roda sendirian setelah Elmeera tinggalkan aku di ruangan lain. Sebenarnya aku masih sangat marah pada pria itu, karena bukan hanya sekedar datang ke rumahku menyatakan bela sungkawa atas meninggalnya Omah Nilam tapi perkataannya itu yang begitu membuatku geram.