Mamah mengernyitkan dahinya, merasa heran dengan sikapku kali ini. Hingga aku merasa bahwa Mamah agak mencurigaiku.
"El, kamu kenapa? Kenapa kamu tanya masalah ponsel Raka? Biasakan kalau bicara itu diselesaikan dengan baik! Tidak membuat Mamah kebingungan kayak gini." Mamah terus bertanya padaku dan sepertinya tidak akan berhenti selama aku belum bicara maksud ku.
"Mah, Mamah pasti tahu tentang ponsel Mas Raka kan?" Ucapku dengan perasaan was-was. Takut kalau Mamah salah paham padaku atas ucapanku ini.
"Iya, Mamah tahu. Ponselnya Raka yang seringkali di gunakan untuk bekerja kan?"
"Iya Mah. Itu ponsel untuk Mas Raka bekerja. Dia tidak akan bisa bekerja tanpa ponselnya itu." Tungkas ku, membenarkan pernyataan Mamah mengenai ponsel itu selalu di gunakan Mas Raka untuk bekerja.
"Memangnya kenapa? Ada apa dengan ponsel Raka?" Seru Mamah sambil menyimpan kertas berita hari yang tadi di Pegangnya.
