Bukan hanya merasa tidak nyaman dengan kehadirannya, tapi aku takut bahwa hal ini akan dibuat fitnah oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Aku langsung membuang muka ketika dia semakin mendekat padaku, berharap bahwa dia mengerti bahwa aku benar-benar tidak inginkan kehadirannya. Maka dengan begitu, dia akan pergi dari ruangan ini tak lagi berada di dekatku.
"Pergi, sebelum saya melakukan yang tidak kamu harapkan!" Tambahku tanpa melihatnya, bergitu malas sekali aku melihat wajah perempuan yang merupakan penghancur moodku ini.
"Mas Raka! Kenapa kamu malah mengusir ku? Aku datang kesini, karena ada niatan baik. Aku mau menjenguk kamu yang sekarang sedang sakit. Kamu tidak mau ada orang yang menjenguk ketika kamu sedang ada dalam kesulitan seperti ini? Kamu seharusnya senang loh, aku datang menjenguk!"
