Aku terus berharap dalam doa, jika rumah tanggaku bersama mas Raka baik-baik saja. Tidak ada perceraian yang terjadi di antara kita berdua.
"Ya Tuhan, berikan jalan terbaik untuk kita berdua! Demi janin yang ada dalam kandunganku ini. Aku mohon Tuhan, bukakan pintu hati suamiku agar dia mau memaafkan aku juga kedua orang tuaku." Lirih ku dalam doa, sambil menatap tajam ke arah mas Raka yang masih berdebat dengan Papah Bramantyo—orang tua kandungnya sendiri.
Hah, seandainya papah tahu bahwa mas Raka itu adalah anak yang dicarinya, maka perdebatan panjang itu tidak akan pernah terjadi. aku yakin kalau Papah akan mengalah demi mas Raka. Siapa yang tidak sayang sama anaknya, maka dari itu aku yakin kalau Papah tidak akan semarah itu pada Mas Raka.
Ingin sekali aku mengatakan padanya, kalau mas Raka lah anak kandungnya yang dia cari. Akan tetapi, ini belum waktunya untuk aku urusin masalah itu dulu. Keadaan rumah tanggaku sedang mengalami masalah dan lumayan berat untuk aku hadapi.