Belum lagi aku masih membutuhkan Audrey untuk menjalankan rencana balas dendam ku kepada Pak Bramantyo juga bu Amanda.
Aku hanya bisa mengelus dada, berusaha supaya kobaran api yang sudah membakar dalam jiwaku padam dengan sendirinya. Aku tidak mau membuat api ini terus membakar seluruh tubuhku, sehingga aku tidak bisa kontrol lagi dan melakukan sesuatu yang tidak aku inginkan.
Aku tetap mempertanyakan tentang perlakuan Audrey kepada mereka secara perlahan. Sehingga aku tidak menyinggung perasaan Audrey bahkan sampai membuat dia marah.