Aku mau memutar badanku menghadap laki-laki yang sudah meminta aku untuk tidak menyentuh istriku sendiri. Aku melihat Pak Bramantyo juga bu Amanda berjalan menghampiriku, tatapan tajam dari Pak Bramantyo mengatakan kalau dia tidak rela anaknya disentuh olehku.
"Memangnya kenapa saya tidak pernah menyentuh Elmeera? Dia itu istri saya, Masa saya tidak boleh menyentuh istri saya sendiri? Anda jangan aneh-aneh dan jangan merasa paling dihargai oleh Elmeera!" Aku marah pada bapak Bramantyo karena dia bersikap sok menjadi pahlawan bagi Elmeera yang merupakan putri sambungnya.
"Saya tidak peduli meskipun kamu suami dari anak saya, tapi saya adalah kedua orang tuanya. saya Papahnya, saya yang berhak atas anak saya." Sergah Pak Bramantyo berusaha untuk merebut posisi ku yang tadi duduk di kursi samping ranjang Elmeera.
Dia menghalangi aku untuk mendekati Elmeera, juga melarangku untuk tidak menyentuhnya sama sekali.
