Masa depan
Terdengar jejak langkah kaki seseorang yang berjalan di koridor sekolah menuju kelas XII ipa-2 yang lebih mirip kapal titanic pecah yang kebanyakan dihuni oleh para idiot yang lebih pantas ditempatkan di rumah sakit jiwa. Kelas ipa yang menurut asumsi orang banyak adalah kelas yang terkenal dengan kerapiannya dan kebersihannya, ternyata berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada disini, bahkan, beberapa di antara mereka terlihat sibuk saling lempar-melempar perlengkapan kelas pada jam istirahat dan rupanya kelas itu lebih pantas disebut dengan kelas pinggiran kerak nasi.
"Gummy Serlin Soffa," panggil cewek yang berkacamata minus itu, dengan raut wajah tergesa-gesa yang disertai napas memburu, sangat jelas terdengar. Gummy mendongak dan melepaskan earphone yang sedari tadi menempel di kupingnya.
Sudah jadi kebiasaan, kalau gadis keturunan Thailand yang sudah lama menetap sepuluh tahun di Indonesia itu, mendengarkan musik saat semua penghuni kelas kesurupan setan gila ataupun virus rabies seperti anjing gila yang meracuni otak mereka. Merasa dipanggil dengan eksperesi seperti itu Gummy segera menghampiri gadis yang berada di ambang pintu, gadis yang merupakan salah satu anggota osis dari kelas sebelah.
"Lo dipanggil kak Abiyan di ruang band sekarang. "
Gummy menatap gadis bernama Aliya itu dari atas ke bawah "maksud lo Abiyan Lutfi Wijaya." Seketika mata Gummy membulat, karena menyadari kalau cowok yang memanggilnya adalah cowok yang kemarin sudah ia stalker abis-abisan.
"Mending lo cepat dah, kak Abiyan ngamuk."
Suasana menjadi semakin gugup dengan sedikit bumbu ketakutan menyelimuti hati Gummy yang sudah mulai berpikir tidak karuan. Ia mulai beragumen, kalau mungkin Abiyan akan menggundul seluruh rambutnya sampai botak atau parahnya lagi ia adalah seorang psikopat yang berniat membunuh dan memutilasi, lalu membuang mayat Gummy di kolong jembatan. Tangannya gemetaran menuju ke ruang band, ia memperlambat langkahnya yang kini lambat-laun sampai juga di ambang pintu ruang band.
Ruangan yang mungkin dijadikan Abiyan untuk menyiksa dirinya, membuat gadis itupun membelokkan langkahnya, ia sadar dan tidak mau mati konyol tanpa sempat menikah dengan idolanya. Namun kakinya terdiam di tempat, lantaran sosok berpostur tinggi sudah berada di belakangnya seraya menarik kerah baju Gummy, lalu ia pun mendorong gadis itu untuk masuk ke ruang band. Gummy mencoba berbalik, walaupun susah untuk menggerakkan kakinya yang diarahkan sesuka hati oleh cowok yang kini berada di sampingnya, sambil terus memegang kerah lehernya.
"Kak Abiyan." Gummy tersenyum garing dibawah kepala Abi yang menatapnya sangar dengan nuansa kebencian yang ditanamkan cowok itu terhadap Gummy yang tengah berusaha melepaskan kerah seragamnya dari kepalan tangan Abi. Si ketus osis yang budiman itu, tapi tidak bagi Gummy yang mengganggapnya si mulut ember yang tidak segan membongkar aib temannya sendiri.
Contohnya Arya yang sudah ia bilang keseluruh siswa kalau ada tempat DJ di kamarnya, sebab Arya yang kurang hiburan malam ataupun ia yang kekurangan kupu-kupu malam.
"Mau kabur lu?" Abiyan menyeretnya lebih kasar.
Gummy bertumpu pada kakinya, sebab seluruh tubuhnya dikuasai Abiyan yang dengan senang hati membelokkan badannya kemana saja. Hanya, karena menstalker satu orang ini Gummy menjadi gadis yang paling tersakiti yang rasanya tidak akan pernah dibela oleh banyak orang, lantaran Abiyan yang populer lebih banyak penggemarnya dari sabang sampai merauke, setingkat dengan terkenalnya Dilan2019.
"Nggak kak. Nggak kabur kok," sahut Gummy menggeleng lemah. Rambutnya yang diikat kuda itu bergoyang centil, membuat sifat jahil Abiyan muncul, ia dengan tega melepaskan ikat rambut dari kepala Gummy, lalu dengan ganas membuangnya ke sembarang arah.
Baru setelah Gummy memasuki ruangan beraroma wangi lemon fresh yang dilengkapi fasilitas mewah seperti AC yang menyala. Despenzer untuk minum serta alat perekam yang cukup fantastis harganya. Wajar saja, jika grup band di sekolah ini meraih banyak penghargaan nasional maupun internasional.
Disambut drummer band yang cukup mempuni yang terus-terusan menggoyak bilah drumnya dan menghasilkan bunyi rock yang seimbang. Ada cukup banyak anak band yang berada di dalamnya, bukan hanya mereka. Starla pacar dari Abiyan juga ada disini sambil menyaksikan latihan anggota band. Sepasang sejoli yang selalu mengumbar kebahagian di setiap saat itu sangat serasi, ketika berjalan bersama. Merupakan pasangan kekasih dengan latar belakang kecocokan 1001%.
Abiyan yang tak lain adalah ketua osis yang memiliki banyak piagam penghargaan, karena dia yang seringkali membuat setiap acara osis menjadi sukses dan tidak ada kendala serius. Disandingkan dengan Starla yang notabennya adalah anak dari pemilik sekolah ini, bahkan dia digadang-gadang akan menjadi ratu sekolah tahun ini, karena banyak yang menyebutnya sebagai primadona di sekolah. Gadis dengan lipstik merah jambu yang dibalut pupur mewah khas negeri ginseng, Korea selatan yang dibelikan ibunya semakin membuat kecantikan Starla bertambah.
Gummy menatap ke sekitarnya, seraya menunggu maksud dan tujuan, mengapa ia bisa dipanggil kesini. Abiyan buka suara dengan raut wajah manis di hadapan semua orang, tapi tidak setelah menatap wajah Gummy yang mengetahui kalau perjumpaannya dengan Abiyan kemarin jadi membuat cowok itu marah padanya. Abiyan memang seperti serigala berbulu domba dikehidupan Gummy.
"Eh lo, cewek yang suka ngestalker orang tiap malam tepat di jam 24.00. Lo pasti tahu kan berita terupdate dari sekolah tercinta kita ini? siapa namanya nih cewek?" lirik Abiyan memandang ke sekitarnya dengan tangan menunjuk ke arah Gummy.
"Gummy Serrlin Soffa," sahut Starla.
Meski Gummy tidak terkenal dengan fashion ataupun prestasinya, ia cukup dikenal sebagai cewek stalker yang tahu berita di luar sekolah maupun didalam sekolah.
"Kenapa nggak sekalian bubble gum aja, lebih asyik," celoteh Abiyan terkekeh.
Gummy seketika sewot, sedangkan yang lain pada sibuk ngeliatin Gummy yang menjadi pusat perhatian, karena gadis itu sungguh hebat, bisa tahu semua gosip yang lagi hangat.
"Kembali ke laptop kak."
"Oke, gue mau tanya sama lo. Pasti lo tahu siapa yang ngasih surat ini ke Starla?" Abiyan menunjukkan amplop berwarna merah jambu yang diambilnya dari sorongan tangan Starla barusan.
"Terus gue harus bilang wow gitu?" Gummy memutar bola matanya dengan malas, namun sesaat kemudian ia tersadar dengan siapa ia berhadapan.
"Dasar lo, udah pendek songong pula," tukas Abiyan.
Gummy memejamkan matanya."Iya kak maaf, soalnya gue kurang shrek kalau ditanya hal kaya beginian. Gue itu maunya ngungkap kasus teror atau pembunuhan berantai di sekolah atau apapun itu yang lebih bisa memacu nyali bukan kaya beginian kalau gini juga gue tahu," semprot Gummy. Starla menggapit lengan Abiyan, lalu menatap ke arah Gummy.
"Ini juga kasus teror. "
"Teror merah jambu? hehehe." Kelakuan ngeyel Gummy akhirnya keluar.
"Bercanda melulu lo." Abiyan menyodorkan surat yang ada ditangannya lalu menepokkan ke jidat Gummy dengan kasar. Gadis itu menggumam "untung cogan."
"Emang isi surat itu apa?"
"Itu surat teror. Ada orang yang ngeneror gue," sambung Starla.
"Gampang kok, " jawab Gummy santai.
"Gue udah tahu siapa yang ngirim nih surat." Semua orang menatap Gummy penuh harap. Menantikan jawaban pasti darinya.
"Siapa?"
"Virgoun."
Mendengar jawaban dari Gummy, sontak seluruh anggota band merapatkan barisan, lalu mulai memainkan alat musik sesuai dengan bidangnya masing-masing dan berkumandanglah lagu dengan judul Surat cinta untuk Starla dari Virgoun. Gummy berakting sebagai dirigen paduan suara dan memberikan sedikit senyum getirnya yang dipancarkan saat Abiyan menatapnya dengan tatapan horor, hingga akhirnya cowok bermata tajam itu menggapit tubuh Gummy, lalu berbisik tanpa menyisakan jarak di antara ia dan Abiyan.
"Gue tunggu lo di ruang osis habis pulang sekolah, jangan bawa teman. Harus lo sendiri, kalau lo ngelanggar janji, bakal kelar hidup lo. Besok di mading sekolah udah ada pengumuman bahwa dari semua kelas turut berduka cita buat lo," ancam Abiyan menyendot seluruh keberanian yang dimiliki Gummy, membuat gadis itu menunduk dengan lemah.