Ranu menyadarkan satu cup cappucino untuk Lova, gadis itu hanya meringkuk di tempat duduknya, seperti yang masih mencoba untuk menerima apa yang baru saja terjadi padanya. Tentu itu bukan sesuatu yang wajar untuk gadis yang polos sepertinya.
"Aku ingin mengajak kamu ke cafe yang ada di depan sana," ucap Ranu, duduk di sisi lava kemudian. "Tapi aku nggak bisa ngajak kamu dengan keadaan begini. Kamu benar-benar terlihat kacau malam ini." Dia menjatuhkan pandangan matanya. Menatap cup cappucino yang belum juga diterima oleh Lova.
"Terimalah, setidaknya bisa menghangatkan tenggorokan kamu dulu," ujar Ranu. Kini dia menarik tangan Lova dan mengeluarkannya dari balik jas yang dipinjamkan kakak tirinya untuk menutupi tubuh Lova.
Dengan terpaksa, gadis itu pada akhirnya mau menerima itu.