Pria itu tertawa kemudian. Melihat perubahan ekspresi wajah gadis yang menjadi lawan bicaranya sekarang ini benar-benar membuat perutnya digelitik hebat.
"Aku bercanda," katanya kemudian.
Setidaknya kalimat pendek itu bisa melegakan hatinya.
"Kita masih punya banyak waktu untuk bisa membahas itu suatu saat nanti. Aku juga tidak tergesa-gesa tentang pendapatmu pasal menikah, aku akan menunggumu sampai kamu benar-benar yakin, Lova." Dia mengembangkan senyum di bagian akhir kalimatnya.
Lova hanya bisa membalasnya dengan lengkungan bulan sabit yang terlihat begitu tipis, memudar beberapa saat kemudian.
"Ngomong-ngomong soal apa yang kamu dengar tadi, jangan kamu katakan itu pada Nike. Jika dia kembali ke sini dari liburannya, aku tidak ingin membebani pikirannya."
Pritam diam, tidak memberi jawaban sepatah kata pun.
"Bukannya aku meragukan dirimu, tetapi hanya untuk berjaga-jaga saja kalau kamu bertemu dengan Nike nanti."
Sekarang hanya mendapat anggukan kepala darinya.