"Hahaha, kamu kenapa jadi sewot begitu? Aku kan benar bicara begitu. Bahkan saat aku melahirkan pun kamu tidak ada. Aku bukannya protes tapi ini memang kenyataan. Menjadi istri seorang tentara itu tidak boleh manja dan cengeng. Harus bisa melakukan semuanya sendiri. Benar kan?" Tanya Gendhis balik.
"Memang benar. Ya sudahlah. Setelah makan siang ini, aku akan ke rumah mami. Aku kangen Abi dan aku akan menghabiskan waktuku lebih banyak bersama anak kita, sebelum aku berangkat lagi ke Surabaya." Jawab Erlangga, lalu pria itu menghabiskan kembali makan siangnya. Gendhis tersenyum lebar. Pria yang dinikahinya, bukanlah milik dia seutuhnya. Dia tidak bisa menahannya berlama-lama dan melihatnya setiap pulang kerja. Dia tidak bisa bergantung padanya sepenuhnya. Suaminya adalah milik negara. Istri pertamanya adalah negara, yang artinya perintah apapun dari negara, harus langsung dilaksanakan saat itu juga.
