"Kalau begitu, aku akan terus datang padamu setiap hari meski aku sudah menikah." Jawab Tio lagi dengan santainya.
"Uuuhhh, pergi sekarang juga! Aku malas meladenimu bicara!" Rara mendorong tubuh Tio untuk keluar dari kosannya. Namun tubuh pria yang cukup berotot itu tidak bergeser sejengkal pun.
Justru Tio mencengkeram kedua pergelangan tangan Rara dan menempelkannya di badan pintu.
"Rara, maafkan aku." Hembusan napas pria yang sedang kalut, sangat terasa menyapu wajah Rara. Dia sudah tidak bisa bergerak lagi karena tubuhnya terkurung dalam genggaman tangan Tio.