Sambil menunggu kedatangan Sandra, Wulan membuka tablet untuk melihat perkembangan tokonya yang semakin maju semenjak dikelolal Sandra. Dia ingin memberikan mobil pada mantan asistennya itu atas jasa-jasanya, namun Sandra menolak dengan keras karena baginya mobil adalah barang mewah dan dia belum sanggup untuk menerima pemberian semahal itu. Sandra justru membeli motor dari hasil tabungannya selama bekerja di rumah nenek Wulan.
"NENEK!" Suara memekakkan telinga langsung membuat dahi Wulan mengerut. Dengan sekali dorong, pintu yang terbuat dari kayu jati tebal itu pun terbuka lebar.
"Wita, apa kamu sudah lupa dengan sopan santun? Ini rumahku dan kamu tidak bisa seenaknya masuk begitu saja." Wulan meletakkan tablet disebelahnya dan menatap cucu perempuan satu-satunya yang memiliki kepribadian seperti maminya.