"Ada bawang Bombay menempel di pipi kamu." Tio mengambil lembaran bawang Bombay itu dan meletakkannya di atas tissue. Tubuh Rara seketika diam mematung. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Sikap Tio yang terlihat sepele, lagi-lagi mampu membuat hatinya meleleh dan ingin menangis.
"Aku sudah kenyang," Rara meletakkan piring yang memang tidak berisi banyak makanan itu disampingnya.
Dia berjalan cepat menjauhi Tio kemanapun kakinya melangkah. Hingga tak terasa dia keluar dari ruangan resepsi dan menuju ke sebuah tempat yang cukup sepi diluar tempat acara.
Rara menahan sesak didada dengan menutup bibirnya.
"Kalau ingin menangis, menangis saja." Suara itu lagi yang mengejutkan dirinya beberapa kali malam ini.
"Kenapa kamu mengikuti aku terus? Pergilah! Kamu kan sudah mendapat jawaban dariku kalau aku .... Ummpphh," Tio sudah tidak bisa menahan lagi untuk tidak mencium Rara sejak perpisahan mereka beberapa hari yang lalu.