Dia juga tidak ingin melewatkan kesempatan bercumbu dengan sang suami yang sebentar lagi akan pergi meninggalkannya ke tempat tugasnya kembali. Gendhis berinisiatif mencium bibir ayah dari anaknya itu dan mereka mulai bercumbu mengikuti alur yang membuat keduanya mabuk kepayang hingga ke langit ketujuh.
"Kamu sekarang mulai aktif ya, bu." Erlangga menyeringai. Tubuhnya merendah dan menyesap leher terbuka sang istri yang sudah pasrah.
"Pengalaman mengajarkan segalanya, ayah tampan." Erlangga sudah tidak kuat lagi menerima sinyal cinta bertubi-tubi dari sang istri. Dia tidak akan menyia-nyiakan waktu yang hanya tinggal beberapa hari lagi bersama itu. Gendhis adalah perempuan yang sangat dicintainya sepenuh hati dan istri yang akan dia jaga dengan segenap jiwa raganya.
-----