Kasur, meja belajar, dan semuanya tertata dengan rapih dan bersih. Arkha memang senang bersih-bersih jadi tidak aneh lagi kalau kamarnya paling bersih diantara kedua kakaknya.
"Bu, maaf. Ada tamu didepan." Salah seorang penjahit menghampiri Gendhis yang sedang duduk di tepi kasur Arkha.
"Oh, siapa?"
"Saya tidak tahu, bu. Seorang pria yang badannya tinggi besar." Jawab ibu itu.
Gendhis langsung teringat satu nama setelah mendengar cici-ciri tamu yang mencarinya itu.
"Untuk apa dia kemari? Jangan-jangan … dia mengikuti kami ke Jakarta. Apa urusannya dengan mas Erl belum selesai?" Gumam Gendhis dalam hati. Perempuan yang mengenakan setelan kemeja dan celana panjang dengan warna hijau senada itu, membuat penampilannya menjadi lebih segar.