Tuan Akara Emir Yilmaz berbicara pelan Yunus Rasyid, kemudian dia berdiri berjalan menghampiri istrinya, nyonya Mumtaz Yilmaz. Berbicara dengan berbisik. Wajah nyonya Mumtaz Yilmaz berubah cerah, namun kedua matanya berkaca-kaca.
"Ada apa?" nyonya Eda Heflin Khan bertanya ke sahabatnya.
Wajah nyonya Havva Mehrunisa berubah merah, dia menggeleng kan kepala tanda tak mengerti.
Dia juga tidak tahu apa-apa. Dia melihat wajah madunya yang tampak bersemangat.
Nyonya Havva sakit hati. Suaminya itu menunjukkan kasih sayangnya ke nyonya Mumtaz Yilmaz Mehrunisa merasa dipermalukan.
Tuan Akara Emir Yilmaz berbicara pelan Yunus Rasyid, wajahnya berubah bahagia. Kemudian tuan Akara Emir Yilmaz berdiri berjalan menghampiri istrinya, nyonya Mumtaz Yilmaz. Mereke berbicara dengan suara sangat pelan.
Wajah nyonya Mumtaz Yilmaz berubah cerah, namun kedua matanya berubah berkaca-kaca.
Dia menangis.
Kenapa?
"Ada apa?" nyonya Eda Heflin Khan bertanya ke sahabatnya.