Chereads / DENDAM MEMBAWA NIKMAT / Chapter 2 - Garin Anggara Anak Dukun!

Chapter 2 - Garin Anggara Anak Dukun!

Nyonya Ana memapah Karin.

Karin melewati perjalanan ke Turki dalam keadaan setengah sadar.

Wanita yang ditemuinya di Bandara bukan manusia biasa. Dia adalah seorang Dewi manusia gaib, Putri Mustika.

Karin melakukan pertukaran benda gaib sebagai biaya transaksi untuk membantu seorang pejabat di Kalimantan yang terjerat kasus korupsi.

Pejabat itulah yang membiayai semua perjalanan Karin secara khusus ke Turki.

Karin tertidur selama perjalanan dari Bandara. Ketika terbangun Karin sudah berada di kamar kostnya. Si Jago Merah terparkir dengan gagah di dalam rumahnya.

Karin seperti bermimpi. Tapi baju yang di pakainya sebagai bukti bahwa ia telah melakukan perjalanan yang aneh dan menakjubkan.

***

Ponsel Karin berdering. Ibunya menelpon, "sudah bangun? Ada hadiah untukmu di depan rumah",Karin bangun di tangannya terdapat kunci mobil, dan di halaman rumah sudah terparkir sebuah mobil sedan putih masih baru.

"Ibu... Karin belum bisa menyetir mobil!"

Nyonya Ana tertawa

Sudah beberapa kali laki-laki itu datang ke alam mimpi Karin.

Karin sangat tidak menyukainya.

"Nggak gentle...beraninya hanya dalam mimpi", Karin mengigau hingga terbangun. Laki-laki itu sangat nyata.

Karin bahkan bisa mengingat dengan jelas bentuk rupanya, tinggi badannya, dan senyumnya yang luar biasa menggoda. Karin mengambil buku gambar dan pensil, lalu mulai melukis wajah lelaki itu. Setelah selesai, Karin memotretnya dan mengirimkan gambar tersebut ke ibunya. "Siapa dia?"

"Jangan di tanggapi, segera hapus gambar tersebut, dia mengikuti mu dari Turki!" Karin menuruti perintah ibunya. Karin segera membakar kertas itu, dan menghapus gambar di ponselnya.

Sementara itu, Nyonya Ana, sudah berada di dimensi lain dan berbicara dengan lelaki di gambar Karin itu.

"Siapa kamu!"

"Zein, aku Zein Heflin, aku manusia biasa sepertimu!"

"Lalu kenapa kamu mengikuti anak ku?' nyonya Ana marah

Zein Heflin tertawa. "Dia anakmu? Tak ku sangka dia memiliki ibu secantik dirimu!"

Zein Heflin tersenyum menggoda.

"Pulanglah! Kalau tidak sebagian roh mu tertinggal di sini dan tak bisa kembali", Zein Heflin mengerti, jika bagian rohnya tak kembali. Maka dia akan dianggap koma.

"Aku menunggunya kembali ke Turki untuk membawaku!"

"Dia tidak akan kembali ke sana, aku akan membawanya ke tempat lain".

"Kemana? Aku ikut!"

"Rimba Kalimantan!" Nyonya Ana hanya menggertak Zein Heflin.

Zein Heflin ketakutan, di hutan Kalimantan dia tidak punya koneksi ataupun pekerjaan. Dia akan tersesat tanpa arah. Salah-salah dia bisa akan di tangkap pasukan kerajaan gaib di sana, Kerajaan tertua di dunia gaib. Dia bisa menjadi tahanan abadi. Tubuhnya tidak bisa terlalu lama di tinggalkan. Orang biasa akan menganggapnya meninggal dunia.

Nyonya Ana mengerahkan pasukan gaib untuk menangkap Zein Heflin, dia imigran gelap tanpa identitas. Mereka mengirimnya ke bandara dan terbang pada kesempatan pertama.

Di sebuah rumah sakit tubuh Zein Heflin bergerak, setelah dinyatakan koma dalam 3 hari, Zein Heflin terbangun dari safari ruhnya ke Indonesia. Dia menyebutkan satu nama ketika sadar, "Karin!"

Tunangan Zein, Alara Yilmaz yang selalu setia mendampingi Zein Heflin sejak pingsan di bandara dan koma selama 3 hari, menghentikan tangisnya. Dia terkejut antara bahagia dan kecewa.

Siapa Karin? Apa dia kekasih impian Zein Heflin selama ini?"_.

Zein Heflin seorang yang unik. Para ahli Supra natural menyebut Zein Heflin, Indigo.

*""*

Sementara itu,

Karin menghabiskan waktunya menyelesaikan penelitian skripsinya tentang "PENGOBATAN ALTERNATIF"

Tetapi sejak dia membuka laptopnya tak satupun kalimat di tulisnya. Dia mulai terganggu dengan bayangan Zein Heflin, Lelaki aneh yang tersesat di alam mimpinya.

"Lupakan !"

Karin mandi, lalu ke kampus.

"****"

Sebuah mobil mewah warna putih berhenti di parkiran tepat sebelum Karin memarkir mobil barunya.

"SIALAN"

TIIIN! TIIN (bunyi klakson mobil), Karim kesal

Itu mobil Garin Anggara.

Karin tidak pernah akrab dengan Garin Anggara, meski waktu kuliah mereka pernah satu kelas.

Garin Anggara tipikal cowok yang sombong dan sok kaya, ia bertunangan dengan Widya cewek metro sosial yang selalu modis. Cocoklah, mereka itu.

Karin enggan bersinggungan dengan Garin Anggara. Setahu Karin, ayah Garin Anggara adalah seorang orang pintar atau para normal, yang secara hakikat berbeda dengan keahlian ibunya yang seorang supranatural.

Meskipun dua keahlian ini sangat mirip.

Dua keahlian yang tidak bisa dijelaskan dengan hukum alam, atau secara akademik. Tetapi orang bisa menyebut mereka dengan julukan yang beragam; dukun, orang pintar, para normal, indigo, kyai dan lain lain.

Karin tidak mau ia memiliki keahlian seperti ibunya itu. Dia tidak mau jadi dukun. Cita-citanya mau jadi diplomat.

Tetapi semakin dia menolak, semakin Karin tak bisa menghindar dari "dunia" itu.

Karin sering terlibat urusan ibunya yang aneh, ganjil itu

Karim sering terhubung dengan makhluk alam metrik atau alam lain secara nyata, ataupun secara tidak sadar. l

Contohnya ketika ke Turki minggu lalu, ia seperti berjalan dalam ruang hologram di sepanjang perjalanannya dengan setengah sadar. Secara normal ia melakukan perjalanan biasa seperti orang lain pada umumnya.

Tetapi sepanjang penerbangan menuju Turki, ada ratusan orang gaib yang mengikutinya pulang pergi.

Orang gaib juga memerlukan sarana manusia untuk migrasi ke luar negeri. Karena untuk bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya di dunia ini, mereka kalau mereka bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain, mereka harus belajar selama ratusan lain.

Mengenai kristal ungu yang di bawa oleh Karin yang di bawa dari Turki, itu sudah steril dan bebas tumpangan makhluk gaib. Mereka akan hancur terbakar kalau berani mendekatinya, apalagi kalau sampai masuk ke dalamnya. Hanya raja mereka yang bisa masuk ke dalamnya.

Apalagi yang bertugas mengantar benda itu adalah Ratu Mustika, putri dari kerajaan gaib di Turki. Kepergian sang putri itupun di kawal oleh ribuan pasukan yang tak terlihat oleh kasat mata.

Ratu Mustika sangat menyukai batu akik hitam yang di pakai Karin. Batu Akik itu sudah berumur 400 tahun dan bebas huni. Kakek buyut hingga ibunya Karin, nyonya Ana, menyimpan dan merawat batu itu dari berbagai bangsa gaib yang ingin menghuni batu itu secara gratis.

Tetapi batu itu hanya bisa di masuki oleh makhluk yang berumur di atas 400 tahun dan memiliki kekuasaan sebagai ratu atau raja.

Batu itu seperti istana yang megah yang nyaman di huni makhluk bangsa gaib. Ratu Mustika sudah berumur 500 tahun. Ia perlu kebanggaan yang tak bisa di miliki oleh bangsawan makhluk gaib lainnya. Batu Akik Kalimantan adalah harta termewah dan termegah yang di dapatnya dari seorang manusia biasa tetapi mampu menjelajahi ruang yang tidak bisa di tempuh manusia lainnya.

Tentu saja sang Ratu Mustika mendapatkan ini lewat obrolan tingkat tinggi diantara raja-raja gaib tingkat dunia. Ratu Mustika sangat bangga mendapatkannya. Kalau bukan karena daya tukar yang tinggi tidak akan mau ia melepas kristal ungu miliknya itu.

Tidak ada yang sanggup memiliki batu itu karena harganya sangat mahal dan harus setara pula dengan nilainya.

Tetapi Zein Heflin bisa mengikuti Karin ke Indonesia dan membayangi langkah Karin. Padahal latar belakang Zein Heflin bukan makhluk gaib, dia manusia biasa yang tersesat di alam metrik.

***

(Kembali ke Karin)~

Karin ke perpustakaan.

Garin Anggara mengikuti langkah Karin.

"Halo!" Garin Anggara bersikap ramah.

Karin tersenyum sebentar, lalu cuek, memilih jalan berbeda dengan Garin Anggara.

Pria itu tidak mau pergi.

"Aku juga cari buku!"

"Hmm!" Karin malas ramah dengan pria itu. Sudah bertunangan masih juga ganjen.

Garin Anggara santai. Pria itu memilih duduk di depan Karin.

"Hei lihat, Garin Anggara mendekati Karin!"

"Dia kok l kek gitu. Widya kan sakit!"

Teman-teman Widya kesal dengan Karin.

"'Cewek itu yang ganjen!" gadis itu marah. Dua orang gadis itu mengambil foto Karin dan Garin. Buat bukti.

Kejadian serupa terulang lagi keesokan harinya,

Garin Anggara terlihat nongkrong di perpustakaan bersama Karin.

Dua sahabat Karin meruntuk kesal,

"Ngapain Garin Anggara mendekati Karin!" Bella mencoret-coret bukunya, dia kalau kesal memang begitu. Tangannya tanpa sadar membuat lukisan abstrak di buku catatannya. Untunglah yang di coretnya itu bukan meja perpustakaan, kalau tidak dia harus mengganti meja perpustakaan itu. Harganya jutaan.

Katrina juga kesal, dia tidak bisa bergabung ke meja Karin.

"Garin pasti punya motif! Dasar mata keranjang!" Katrina marah.

"Kita jangan bikin masalah dengan Garin, ayahnya dukun sakti!" bisik Bella dengan wajah cemas.