"Terimakasih, Nyonya. Kau telah memilihku untuk menggantikan identitas putri anda yang snagat mulia. Sungguh, saya sama sekali tidak pernah menyangka bahwa saya akan mendapatkan keberuntungan seperti ini," ucap Ritika smabil membungkuk ke depan memberi kehormatan pada Wanita yang telah berjasa besar menyelamatkan hidupnya, dan dalam sekejap saja, dengan kepercayaan penuh tanpa rasa ragu, dia sudah akan merubah dirinya sebagai satu-satunya ahli warisnya.
"Kau tak perlu sungkan. Dengan kau setuju saja, aku sangat senang dan banyak-banyak mengucapkan terimkasih. Jadi, selanjutnya kamu tahu, kan apa yang harus kamu lakukan?" jawab nyonya Wany sambil melempar sebuah pertanyaan.
"Memanipulasi seluruh pelayan di rumah dengan pergi dari sini, mengatakan saya cukup tinggal di sini, dan tak akan pernah kembali. Lima tahun kemudian akan kembali dengan diri dan identitas baru," jawab Ritika. Sukses membuat nyonya Wany merasa sangat kagum terhadap Wanita itu.
Rupanya, gadis itu tidak hanya bisa bagaimana menempatkan diri. tapi, juga sangat cerdas.
****
Tahun-tahun berlalu, selama lima tahun itu, nyonya Wany bersama dengan Edo selalu membuat siasat menolong seorang gadis jalanan selama beberapa bukan membiarkan dia tinggal dan menempati kamar yang pernah Ritika tempati. Bahkan. Pelayan pribadi yang dulu juga ditugaskan untuk memberi apappun yang Ritika butuhkan.
Bukan apa-apa. Dia melakukan ini hanya sekedar mengelabuhi pelyan yang ada di sini saja. sebab, dari banyaknya para pelayan yang telah dipekerjakan, pasti ada satu di antara mereka yang merupakan seorang mata-mata, terlebih Dona, gadis yang dulu menjadi peayan pribadi Ritika. Kini juga dia yang ditugaskan menjadi pelayan pribadi semua orang yang telah ditolong.
Lima tahun kemudian, kehidupan sudah banyak yang telah berubah. Kecuali Ronald. Dia menjadi pria yang semakin tidak tahu diri. dengan jabatan sebagai seorang direktus perusahaan milik mendiang orangtua Ritika, dia memanfaatkan jabatan dan posisinya untuk bersikap ganjen dan genit pada para staf Wanita yang dia anggap bening atau glow up.
Sementara Sisca… dia tak ada kerjaan lain selain hanya menghamburkan duit dan mengawasi pacarnya saja. begitu juga Moly, sang ibu yang hobinya mengoleksi banyak pria bayaran untuk emmuaskan nafsunya.
Sementara di bawah tanah, Ritika telah mendapatkan banyak Pendidikan ektrsa keras di bawah pengawasan Jordan, kepoakan dari nyonya Wany. Dia dituntut untuk menguasai berbagai jenis ilmu seni bela diri, menguasai dalam menggunakan senjata tajam dan senjata api, serta Pendidikan dan pengetahuan setara dengan Claudia Ochoa. Bahkan lebih.
Jadi, dengan waktu lima tahun ini, Ritika benar-benar sukses telah menjadi orang lain. boleh saja tetap Ritika. Tapi, keahliannya bertambah. Dari segi kepribadian, mereka juga banyak kesamaan. Sama-sama tukang julid jika melihat seorang over pede padahal tamang juga pas-pasan.
"Selamat, kau telah memenuhi kriteria sebagai saudara sepupuku. Aku tak akan lagi emmanggilmu Ritika. Tapi, Claudia. Kini, kau juga sudah tahu, kan siapa ang jadi teman, dan juga lawan dalam keluarga besr Naga Imperal?" tanya Jordan dengan tegas.
Wajah yang sangar dan hampir tidak pernah tersenyum serta tubuh yang begitu kekar perut siks pack itu, cukup membuat Ritika ngeri dan takut melihat bagaimana kejamnya dia dalam melatih anggota calon gangster. Tapi, setelah Ritika berhasil menguasai apa yang telah dia ajarkan, dia juga berubah.
Bukan berubah, mungkin sengaja dia bersikap tegas dan galak agar yang dia pegang tidak mleyot dan melempem. Ini juga mungkin adalah salah satu sikap yang wajib ia lakukan untuk melatih mental anggota gangster. Kini, setelah pria itu memanggilnya dengan nama Claudia juga nampak sisi hangatnya.
"Apakah aku telah dinyatakan lulus?" tanya gadis itu sambil menyeka kringat di area wajahnya setelah meneguk air mineral untuk emnghilangkan dahaganya.
"Kau sudah lulus. Tapi, kau masih akan tetap di sini sampai nyonya menjemputmu, atau mmeberikan intruksi."
"Baik, tidak masalah. aku masih betah dan suka berlatih di sini," jawab Ritika sambil tertawa. Membuat Jordan diam sesaat, terpaku memandang wajah gadis itu. mungkin, ini kali pertama dia memperhatikan seorang Wanita. Tapi, dia ingat siapa dirinya dan Wanita itu sekarang. Mereka tak boleh jatuh cinta. Karena, dia sudah bukan lagi Ritika.
"Ronald, kapan kamu akan menikahiku? Bukankah sekarang aku sudah berhasil menjadikan kamu sebagai manager?" tanya Sisca sambil bersandar di dada bidang pria bertubuh tinggi itu.
"Sayang, kamu yang sabar dulu, ya? Kan ini hanya jabatan. Tapi, jumblah tabunganku… mana bisa aku membayar mahar?" jawab Ronald ngeles.
"Kenapa kamu memikirkan itu? Sudahlah, tak perlu banyak dan mewah. Yang penting kita nikah saja. kan, aku sudah bilang, soal pesta untuk resepsi, itu akan jadi urusanku. Aku tidak minta banyak mahar buat kamu. Cukup berikan saja padaku setengah dari gaji kamu sebulan. Itu sudah cukup," ucap Sisca merajuk.
"Tapi, untuk kamu yang secantik ini… mana layak, Sayang? Jika saja bisa, aku ingin mengutuhkan gajiku selama satu tahun dan kuserahkan padamu sebagai mahar. Jadi, kamu sabar dulu, ya sayang? Kalau kamu gak percaya sama aku, pegang saja gaji aku. cukup kamu berikan bonus dan intensifku saja untuk aku makan dan kirim pada ibuku," ucao Ronald menggombal sambil mengecup leher Sisca.
"Ah… kamu so sweet banget. Terimakasih, Sayang!" ucap Sisca sambil duduk di atas pangkuan Ronald menghadap ke arah pria itu dan menciumi bibir pria di hadapannya. Ya, pria yang berhasil dia rebut dari saudari tirinya mati di tangan pembunuh yang telah dibayar oleh mamanya.
"Aku selalu mencintaimu, Sayang. Kau selalu membuatku gila dan hampir tak pernah membuat aku tak tenang setiap malam," ucap Ronald lagi.
Mungkin begitulah, pria hidung belang dan tukang selingkuh, akan selalu bersikap manis pada pasangannya demi menutupi aib dan bobroknya. Memperlakukan wanitanya seperti seorang ratu agar tak curiga bahwa masih ada Wanita lain yang juga diperlakukan layaknya seorang ratu.
Sisca menjerit Ketika Ronald menarik paksa kemejanya hingga beberapa kancingnya terlepas dan menggelinding jatuh ke lantai.
"Ronald! Ini kantor," bisik Sisca dengan suara sensual.
"Iya, aku tahu itu. memangnya, kenapa kalau ini kantor? Kau yang telah membangunkan singa tidur. Maka, kau juga harus bertanggungjawab!" seru Rinal, menjatuhkan bra yang melekat sebagai penutup dua gunung kembar Sisca, memainkannya dan mulai mengulumnya. Memberukan rangsangan dan menggesekkan benda miliknya yang mulai tegang pada selangkangan Sisca.
"Kamu nakal!" ucap Sisca dengan diiringi desahan Ketika menikmati sesuatu yang sudah tidak asing sama sekali untuk dirinya. Tapi, justru malah berubah menjadi candu.
"Nakal kamu bilang? Tapi, kamu suka kan? Mari, aku tunjukkan sesuatu yang jauh lebih nakal dari ini!" seru Ronald dan membalikkan tubuh Sisca berada di bawah tubuhnya.