Chereads / PUTRI PENGGANTI RATU MAFIA / Chapter 17 - PUTRI PENGGANTI

Chapter 17 - PUTRI PENGGANTI

"Nyonya, mobil sudah siap. Apakah kita akan berangkat sekarang?" tanya Edo dengan posisi tegap dan bicaranya juga formal.

"iya, sekarang kita akan berangkat!" jawab nyonya Wany sambil memasang aksesoris di tangan. Kemudian mengambil hand bagnya dan melangkah, meninggalkan meja rias kamar.

Wanita idu diam sejenak di depan pintu. Mengamati para pelayan yang sibuk dengan aktivitas masing-masing di pagi hari. Ada yang mengelap prabot, menyapu, bahkan juga mengepel bagian lantai yang telah dibersihkan.

Sudah dua bulan ini, nyonya Wany tidak lagi membawa pulang anak jalanan untuk diasuh dan diberi Pendidikan. Itu, semata-mata hanya menyambut kedatangan putri penggantinya. Ritika. Atau, sekarang ia memanggil dengan nama Claudia.

"Dona, kau ikut denganku!" ucap nyonya Wany. Sebab, dia sangat mencurigai gadis itu sebagai mata-mata. Jadi, dia harus bersikap hati-hati.

Di tempat bawah tanah, Ritika juga telah bersiap-siap. Kurang lebih satu jam lagi, nyonya Wai bersama dengan Edo akan datang untuk menjemput dirinya dan membawa kembai ke rumah besar itu bukan sebagai Ritika yang malang, yang sebelumnya pernah tinggal dan dapat perlakuan baik di sana. Melainkan, kini dia akan menjadi Claudia putri tunggal dari nyonya Wany Oberoi.

"Ingat, untuk tidak memanggil tanteku nyonya lagi, kamu nanti. Panggil dia mommy, dan beri sambutan yang hangat layaknya seorang anak tunggal yang sayang, dan menjadi kesayangan ibunya! Kamu mengerti?" ucap Jordhan dengan tegas.

Ritika diam. Menghentikan tangannya yang sejak tadi masih sibuk merias wajahnya. Dia tersenyum dan menoleh memandang pria yang kini telah menjadi saudara sepupu. "Iya, kakak sepupu. Kau ini, cerewet sekali?" ucap gadis itu dengan tawanya yang jahil. Itu, sukses membuat Jordan bisa tertawa.

"Hahahaha! Memang tidak salah tante memilih dirimu. Kau, benar-benar seperti Claudia. Memng begitu cara dia menggodaku. Ya sudah, ingat untuk tidak menyebut nama Ritika lagi, oke? Kalian adalah dua orang yang tak saling kenal. Nanti, tante mengajak Dona juga.

Dia adalah pelayan baru. Baru datang setelah kematian kamu, jadi kau bisa menanyakan identitas dirinya pada Mommy kamu, oke? Lakukan semua senatural mungkin. Orang di sana mayoritas orang baru. Selain kepala pelayan."

"Baik, aku mengerti apa yang harus aku lakukan."

"Kabar yang saya dapatkan dari Jordan, dalam kurun waktu lima tahun, dia telah sempurna merubah diri sebagai Claudia. Sungguh, gadis yang sangat cerdas dan ambisius," ucap Edo Ketika dirinya berada di dalam satu moil bersama dengan nyonya Wany saja.

"Dia benar-benar bertekat. Aku suka orang seperti itu. lalu, bagaimana menurut kamu? APakah dia benar-benar mampu mwarisi bisnis bawah tanahku ini?" tanya nyonya Wany pada Edo.

"Untuk itu… masih ada ujian dulu nyonya. Lagipula, kau masih sehat dan usia juga belum tua. Masih limapuluh lebih sedikit saja, kan? Selama kau bahagia, itu bisa membuat dirimu semakin sehat dan usiamu bertambah. Sudah saatnya kamu bahagia dengan putrimu."

"Iya, kau benar."

Di sebuah parkiran bandara Soekarno Hatta nyonya Wany, Edo, Dona dan juga beberapa pria berpakian rapi berdiri menunggu kedatangan Claudi. Tidak ada yang tahu identitas asli gadis itu, dan kabar sebenarnya tentang Claudia yang sebenarnya. Sebab, kematiannya juga dirahasiakan. Pemakaman juga dilakukan secara diam-diam. Hanya orang-orang kepercayaan Wany Oberoy saja lah yang tahu. Walaupun keluarga, juga tidak semua.

"Mommy!" seru seorang gadis muda yang begitu stailish dengan style pakaian ala-ala korea, dan sepatu tinggi hingga lutut. Berlari dan melompat memeluk Wany. Membuat Wany juga tertawa lepas, membalas pelukan gadis itu, melupakan bahwa itu hanyalah putri pengganti. Tak hanya wajah yang mirip. Tapi, nada bicara dan tingkah manjanya juga sama sekali.

"kamu apa kabarm Nak? Bagaimana setelah lima enam tahun berada di Luar Negeri? Kau tak melupakan adatmu sebagai warga Indonesia, kan?" tanya Wanita itu dengan penuh kasih sayang.

"Aku masih tetap suka makan Indomie di kala tanggal Tua, Mommy," jawab bocah itu dengan ceria. Bahkan, Edo pun juga harus sampai memalingkan wajah untuk menutupi tawanya. Dia sangat konyol, tapi, benar juga, Claudia yang sebenarnya juga demikian.

"Kamu ini, sudah tahu panas, kenapa tidak mengenakan lengan panjang. Dona… " ucap nyonya Wany sambil memandang kea rah Dona yang membawa jaket parasut yang mengandung tabir Surya yang dibeli dari Korea langsung dengan harga fantastis.

Dengan segera gadis dengan seragam pelayan hitam dan putih itu pun emmberikan outher warna putih polos dengan kedua tali pita warna biru di bagian sikut kiri dan kanan kepada gadis yang wajahnya dia rasa sangat familiar.

"Mom, siapa Dia? Kenapa tidak mengajak bibi Wilda?" tanya Ritika dengan pandangan aneh dan asing pada Wanita yang telah merawat dan membantu mempersiapkan segalanya lima tahun silam.

Wany tersenyum karena puas dengan totalitas yang Ritika lakukan. Sudah benar-benar seperti putrinya saja. mungkin, tak usah menunggu waktu lama, dalam hitungan hari saja bisa-bisa dia lupa bahwa di depannya ini hanyalah putri pengganti. Bukan putri yang sebenarnya.

"Dia adalah kaka Dona. Setelah tiga bulan kau pergi ke Luar Negeri, dia sudah bekerja dengan kita menjaga rumah dan melayani para tamu yang kebetulan datang dengan menyiapkan perlengkapan pribadinya," ucap nyonya Wany dengan wibawa dan sangat keibuan sekali.

"Oh." Hany aitu yang keluar dari bibir Ritika. Dia diam tidak menyapa. Tak ada keramahan di wajah itu membuat Dona pun juga berfikir bahwa gadis itu bukanlah Ritika yang sempat dia jaga dan rawat lima tahun silam selama kurang lebih tiga bulan lamanya.

****

"Kau tahu apa yang kau lakukan bukan? Sekarang kamu istirahat sejenak selama tiga hari. Momy tahu kamu lelah. jadi, bersantai sebelum kamu benar-benar melakukan tugasmu sebagai penerus!" ucap nyonya Wany Ketika mereka telah tiba di rumah.

"Kenapa harus tiga hari? Dua hari juga sudah cukup," jawab Claudia dengan santun. tapi, tetap, hubungan antara ibu dan anak masih begitu kental dan tidaklah nampak renggang dan memiliki batas.

"Mommy juga tahu kamu ini masuia bukanlah robot. Jadi, bersantailah selama tiga hari ini. Hari Rabu Rabu, kamu bersama Momy dan juga Edo bisa datang ke perusahaan untuk melakukan peresmian CEO ynag baru," ucap nyonya Wany.

"Oke, baik Momy. Karena kau telah bermurah hati, maka aku akan memanfaatkan waktuku untuk jalan-jalan. Aku sudah sangat merindukan Indonesi," awab gadis itu. padahal, dia bukan merindukan negeri ini. Tapi, ingin tahu, sejauh mana saudari dan ibu tirinya melakukan kebebasan menikmati harta yang sama sekai bukan haknya. Terlebih lagi Ronald… apakah dia benar-benar setia, dan telah menikah dengan Sisca… atau, akan selamanya menjadi seorang pecungang