Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya drama kekerasan dalam rumah tangga yang dilakoni oleh Vivaldi dan Rose itu selesai.
Selir ketiga, Vivian, sudah pamit karena ketakutan melihat Rose dipukuli seperti itu. Sedangkan Orchidia, masih tetap di ruang tamu itu bersama Arabella karena gadis muda itu memintanya tetap di sana.
" Akan ada hal menarik sebentar lagi, bersabarlah " ucap Arabella saat meminta Orchidia menemaninya.
Sebagai orang yang mempercayai Arabella, Orchidia tentu saja menuruti permintaan gadis muda itu.
Setelah Rose dibawa oleh para pelayan untuk di obati, Vivaldi pun duduk kembali ke sofa dengan ekspresi kesal. Tangannya lagi-lagi dipenuhi bedak dan perona pipi.
" Silahkan, Ayah. Saya sudah meminta pelayan menyiapkan air dan handuk untuk membersihkan tangan Ayah, " ucap Arabella dengan nada tenang.
" Orchidia, " pandangan Vivaldi bertumpu pada Orchidia yang duduk di sebelah Arabella, " mulai hari ini, semua keperluan Arabella kamu yang urus. Kamu bisa langsung menemuiku untuk semua hal tentang Arabella, tidak perlu melalui Rose. Jika wanita j*lang murahan itu menghalangimu, laporkan padaku. Jangan takut. Biar ku beri pelajaran lagi dia " desis Vivaldi.
" Baik, Tuan. Suatu kehormatan bagi saya bisa membantu Nona Arabella, " jawab Orchidia patuh.
' Ternyata ini yang dimaksud oleh Nona Arabella tadi, hal menariknya adalah aku yang mulai memiliki kekuasaan di kediaman ini ' batin Orchidia yang baru saja paham maksud Arabella memintanya tetap di sini.
Vivaldi menghela nafas lelah, " kenapa tidak dari dulu saja ku serahkan urusan rumah pada wanita bangsawan ya? Semua yang di urus Rose sama sekali tidak ada yang benar " desah Vivaldi.
' Karena Ayah sudah terlalu dibutakan rayuan wanita ular itu, ' jawab Arabella dalam hati.
" Anggaran bulanan Arabella sebagai putri resmi kediaman ini adalah 80 Gold, dan aku menambahkan 50 Gold lagi untuk Arabella berbelanja. Jadi totalnya Arabella akan menerima 130 Gold bulan ini, jika dalam waktu dekat ada pesta lagi atau orang yang mengundang Arabella, maka aku akan menambahkannya lagi. Setiap bulannya aku akan memberikannya pada Orchidia, dan Orchidia akan memberikannya pada Arabella. Jika ada yang kurang, Orchidia akan menjadi perantara. Paham kan, Arabella? " tutur Vivaldi. Maksudnya adalah, untuk menghindari rasa iri ataupun cemburu dari putri lainnya, Vivaldi berniat menjadikan Orchidia perantara agar Arabella tidak menjadi sasaran para putri dari Rose.
* 130 Gold : 130 juta rupiah. 1 Gold = 1 juta rupiah.
* Urutan uang : Copper, Silver, Gold. ( Untuk detailnya baca di Catatan penulis )
" Saya sangat paham. Terima kasih, Ayah " ucap Arabella.
" Setelah ini, kalian bersiap-siaplah. Orchidia, kamu ke ruanganku untuk mengambil uang " perintah Vivaldi.
Dua wanita beda usia itu mengangguk kompak.
*****
Uang 130 Gold sudah di tangan Arabella, saat ini ia dan Orchidia sedang di kereta kuda menuju pusat kota untuk berbelanja.
Ekspresi cerah wajah Arabella menunjukkan bahwa dirinya sedang senang.
" Kamu tampak senang, Arabella " ujar Orchidia lembut.
Arabella tersenyum lebar, " tentu saja, siapa yang tidak senang jika mendapatkan uang?" kekeh Arabella.
' Mungkin ini saatnya aku memberi sedikit penjelasan pada Orchidia, ' pikir Arabella.
" Selir Orchidia, saya pikir akan ada beberapa hal yang saya beritahu pada Anda. Apakah kita bisa singgah ke Kafe Dessert yang tidak terlalu ramai?" tanya Arabella.
" Tentu saja bisa, Arabella. Tapi, kebanyakan Kafe Dessert selalu ramai oleh para nona bangsawan " balas Orchidia.
Benak Arabella melayang pada masa lalu, kalau tidak salah ada satu Kafe Dessert yang akan menjadi sangat terkenal beberapa tahun lagi namun saat ini masih sepi karena Kafe itu milik rakyat biasa. Para bangsawan tidak akan menginjakkan kaki mereka ke Kafe Dessert yang dibuat oleh rakyat biasa, kecuali Dessert-nya sangat enak. Kenyataan tentang kenikmatan Dessert dari Kafe itu baru diketahui beberapa tahun kemudian, saat Ratu kerajaan mereka menyamar menjadi rakyat biasa dan menemukan Kafe itu.
' Baiklah, ku putuskan untuk mendatangi Kafe itu dan mencoba dessert di sana ' pikir Arabella.
" Kebetulan, saya tau Kafe Dessert yang enak dan cukup sepi, Selir Orchidia. Bisakah kita ke sana?" pinta Arabella.
" Bisa, Arabella. Silahkan beritahu letak tempatnya pada kusir. "
Setelah Arabella memberikan petunjuk jalan sesuai ingatannya dari masa lalu, akhirnya mereka turun di depan sebuah Kafe sederhana.
Di depan Kafe itu tergantung sebuah papan nama, " Kafe Amato "
Seingat Arabella, Amato adalah nama pemilik Kafe ini. Seorang pria muda yang mungkin hanya lebih tua 4-5 tahun darinya. Rakyat biasa yang memiliki kemampuan hebat dalam membuat Dessert, kue, pie, dan lain-lain.
" Namanya aneh, namun kelihatannya memang cukup sepi " ujar Orchidia saat melirik ke dalam kafe yang tampak dari kaca depan.
" Mari masuk, Selir Orchidia " ajak Arabella.
Bunyi lonceng yang tergantung dipintu mengiringi langkah kaki Arabella ke dalam Kafe itu, " selamat datang, Nona dan Nyonya " sambut seorang pria kecil berumur 12 tahun.
" Halo, bisakah kami duduk di sudut yang tidak terlalu menarik perhatian orang?" tanya Arabella sambil sedikit merendahkan tubuhnya untuk berbicara dengan anak kecil itu.
' Dia adalah adik Amato, sepertinya. Di masa lalu, saat dia berumur 14 tahun dia sudah bisa menguasai Sword Aura dan menjadi kesatria kerajaan termuda dan paling pertama dari kalangan rakyat biasa ' batin Arabella.
" Bisa, Nona. Mari ikuti saya!" seru anak kecil itu dengan ekspresi riang. Tubuhnya memang cukup besar untuk ukuran anak 12 tahun, namun sifatnya masih seperti balita terdengar dari suaranya yang manja.
Arabella dan Orchidia duduk di sudut yang memang tidak menarik perhatian, suasana di dalam Kafe itu nyaman dan penuh dengan aroma kue yang sedang dipanggang.
" Apa yang bisa kami pesan? Ada menu apa saja di sini, Nak?" tanya Orchidia. Matanya memancarkan sorot keibuan, hal yang tidak pernah hilang dari seorang Orchidia dari masa lalu ataupun masa kini.
" Anda bisa memesan apapun, Nyonya. Kakak saya adalah orang yang bisa membuat apapun yang pelanggan kami inginkan " jawab anak kecil itu membanggakan kakaknya.
" Siapa namamu?" tanya Arabella.
" Ancel, Nona. Saya dan kakak tidak memiliki nama keluarga karena kami rakyat biasa " terang Ancel—si anak kecil.
" Ah, namamu indah. Ancel artinya pria yang mampu memberikan perlindungan " ujar Arabella dengan senyum hangat.
' Nama yang sangat cocok, mengingat beberapa tahun lagi dia akan menjadi Komandan termuda yang memimpin perang dengan para monster yang menyerang warga ' pikir Arabella.
" WAHHH!!!!" Ancel memekik senang dengan mata berbinar, " baru kali ini ada yang tau arti nama saya, Nona. Saya akan menyampaikan pada Kakak untuk memberikan kalian bonus!"
Arabella tertawa merdu, " terima kasih, Ancel. Kalau begitu, saya akan memesan tiga macam Dessert yang paling kamu sukai. Tolong ya, " pinta Arabella.
Ancel, si bocah pria itu tampak terkejut. Untuk pertama kalinya ada orang yang berbicara formal dan sopan padanya padahal mereka hanya rakyat biasa. Matanya berkilat kagum pada Arabella.
" Berikan padaku dessert yang sama juga, Ancel " tambah Orchidia.
" Baik, mohon tunggu sebentar ya Nyonya dan Nona yang cantik!" seru Ancel dengan penuh semangat.
" Ya, akan kami tunggu. Santai saja ya, kami tidak buru-buru kok " balas Arabella.
Setelah kepergian Ancel, Orchidia menatap Arabella dengan tatapan yang sulit di artikan. Membuat perasaan Arabella sedikit tidak enak, ia takut Orchidia merasa dirinya aneh ataupun Orchidia mencurigainya.